Kamis 23 Jul 2020 16:22 WIB

China: Vaksin Kami untuk Akses Global

China siap beri utang ke negara Latin untuk akses vaksin Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China akan memberikan pinjaman sebesar satu miliar dolar AS atau sekitar Rp14,6 triliun (dengan kurs Rp14.600 per dolar AS) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Dana itu diberikan agar mereka memiliki akses vaksin Covid-19.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi saat melangsungkan pertemuan virtual dengan menlu negara-negara Amerika Latin dan Karibia pada Kamis (23/7). Meksiko, Argentina, Barbados, Cile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Republik Dominika, Ekuador, Panama, Peru, Trinidad dan Tobago, dan Uruguay adalah negara yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard memang telah menyampaikan perihal rencana China meminjamkan dana untuk akses vaksin. "Menlu China menekankan bahwa vaksin yang dikembangkan di negaranya akan menjadi barang publik untuk akses universal, dan bahwa negaranya akan memberikan pinjaman satu miliar dolar AS untuk mendukung akses negara-negara di kawasan itu," katanya.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pertemuan para menlu itu bertujuan mengonsolidasikan konsensus antara kedua belah pihak untuk bersama-sama memerangi pandemi. Di sisi lain, kegiatan tersebut akan memperkuat rasa saling percaya di bidang politik dan menegakkan multilateralisme.

"Ketika pandemi Covid-19 mendatangkan malapetaka di seluruh dunia, China dan negara-negara Amerika Latin serta Karibia, meskipun terpisah lautan, telah berdiri bersama melawan musuh bersama ini dan melakukan kerja sama yang praktis serta efektif untuk kepentingan semua rakyat kita," kata Wang Wenbin saat pengarahan pers pada Rabu (22/7), dikutip laman resmi Kemlu China.

Kasus Covid-19 di Amerika Latin telah menembus empat juta. Brasil dan Peru merupakan dua negara paling terpukul serta melaporkan lonjakan kasus signifikan. Menurut data yang dihimpun Worldmeters, saat ini Brasil memiliki 2.231.871 kasus serta 82.890 korban jiwa. Sementara Peru  Peru telah mencatatkan 366.550 kasus serta 17.445 kematian. (Reuters/Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement