Senin 03 Aug 2020 19:55 WIB

Pemerintah Disarankan Lobi Kembali Saudi Soal Kuota Haji

Pemerintah Disarankan Lobi Kembali Saudi Soal Kuota Haji

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Hafil
Pemerintah Disarankan Lobi Kembali Saudi Soal Kuota Haji. Foto: Penambahan Kuota Haji (Ilustrasi)
Foto: Dok: Republika.co.id
Pemerintah Disarankan Lobi Kembali Saudi Soal Kuota Haji. Foto: Penambahan Kuota Haji (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta Pemerintah Indonesia agar mulai melobi Kerajaan Arab Saudi untuk mendapatkan tambahan kuota jamaah haji 2021. Upaya ini perlu dilakukan mengingat semakin panjangnya antrean jamaah haji Indonesia karena haji 2020 dilaksanakan secara terbatas.

"Terkait dengan tidak adanya pemberangkatan haji dari Indonesia, Pemerintah sudah harus menyiapkan skenario haji 2021. Termasuk melobi Pemerintah Saudi agar kuota Indonesia dapat ditambah sehingga antrean yang terlalu panjang dapat dikurangi," kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Baca Juga

Proses lobi, lanjut Mu'ti, setidaknya bisa dimulai oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Agama. "Tapi kalau presiden (ikut melobi Kerajaan Saudi) itu lebih bagus lagi," ucapnya kepada Republika, Senin (3/8).

Ibadah Haji 2020 diselenggarakan secara terbatas karena adanya pandemi Covid-19. Total jamaah haji yang biasanya mencapai 2,5 juta orang, kini dibatasi jadi seribu orang saja. Jamaah yang boleh ikut juga hannyalah penduduk ataupun ekspatriat di Arab Saudi.

Indonesia pun terpaksa membatalkan pemberangkatan jamaah haji tahun ini. Padahal, tahun sebelumnya lebih dari 100 ribu jamaah haji dari Indonesia. Walhasil, pembatalan itu membuat masa tunggu haji Indonesia semakin lama. Sebelum pembatalan, rata-rata masa tunggu haji Indonesia selama 18 tahun.

Adapun pelaksanaan haji terbatas 2020 baru tuntas kemarin, Ahad (2/8). Untuk pelaksanaan haji tahun depan, pihak Saudi belum memberikan keputusan apakah dilaksanakan dengan jumlah jamaah normal atau tetap terbatas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement