Rabu 23 Sep 2020 10:17 WIB

Mata Uang Digital: Medan Tempur Baru Perekonomian Global

Mata Uang Digital: Medan Tempur Baru Perekonomian Global

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Mata Uang Digital: Medan Tempur Baru Perekonomian Global. (FOTO: Unsplash/Dmitry Demidko)
Mata Uang Digital: Medan Tempur Baru Perekonomian Global. (FOTO: Unsplash/Dmitry Demidko)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Bank Rakyat China (PBoC) memberikan penekanan kuat pada taruhan geopolitik pengembangan mata uang digital bank sentral negara itu.

Sebuah artikel yang diterbitkan di majalah yang dikelola PBoC China Finance akhir pekan ini menyatakan bahwa Beijing harus mempercepat laju (pengembangan CBDC) untuk merebut jalur pertama dalam perlombaan global untuk menerbitkan mata uang digital fiat.

Artikel tersebut menyatakan bahwa China harus memanfaatkan keuntungan menjadi penggerak pertama di arena mata uang digital, yang dicirikan sebagai medan pertempuran baru dari persaingan antarnegara, seperti dikutip dari Cointelegraph, Selasa (22/9/2020).

Baca Juga: Bitcoin Booming di Afrika, Ini Alasannya

Baca Juga: Selain Aset Belasan Ribu Triliun, Organisasi Pemerintahan Norwegia Koleksi Ratusan Bitcoin!

Yang dipertaruhkan, kata artikel itu, akan menjadi perubahan signifikan pada status quo geopolitik di keuangan internasional dan peluang untuk mematahkan hegemoni dolar dan menginternasionalkan yuan.

Selain itu, umpan balik data dari mata uang digital yang diterbitkan PBoC akan bermanfaat bagi kebijakan moneter nasional, yang lebih penting lagi dalam lanskap pasca-pandemi yang penuh dengan tantangan ekonomi.

Artikel tersebut menguraikan bahwa, hingga akhir April 2020, unit penelitian PBoC telah mengajukan 130 aplikasi paten terkait cryptocurrency, yang mencakup keseluruhan penerbitan, sirkulasi, dan implementasi.

Unit penelitian bank sentral pertama kali didirikan pada 2015 dan proyek tersebut telah berjalan dengan cepat pada 2020. Pengujian dompet digital untuk mata uang tersebut sedang dilakukan oleh bank-bank komersial milik pemerintah China.

Pada Agustus, Beijing mengumumkan uji coba yuan digitalnya di Shanghai, Beijing, Guangzhou, dan Hong Kong, yang melibatkan 400 juta orang, atau sekitar 29% dari populasi negara itu.

PBoC juga berencana menggunakan yuan digital di Olimpiade Musim Dingin 2022. Seorang eksekutif senior baru-baru ini mengindikasikan bahwa mata uang tersebut akan diposisikan sebagian besar sebagai M0 dan oleh karena itu, perlu mematuhi undang-undang dan peraturan yang terkait dengan pengelolaan kas.

Di luar perlombaan mata uang digital, baik China dan Amerika Serikat, telah bersaing erat dalam beberapa tahun terakhir di bidang penelitian dan pengembangan blockchain.

Sebuah laporan yang diterbitkan minggu lalu menunjukkan bahwa meskipun perusahaan China Alibaba mengajukan hak paten terbanyak sepanjang tahun ini, Amerika Serikat saat ini memimpin sebagai negara dengan hak paten blockchain terbanyak.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement