Selasa 06 Oct 2020 07:00 WIB

Kunjungan ke Qatar, Presiden Afghanistan tak Temui Taliban

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tiba di Qatar untuk bertemu dengan pemimpin negara

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Foto: timesofman
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tiba di Qatar untuk bertemu dengan pemimpin di negara itu dan membahas hubungan bilateral. Namun pemerintah Afghanistan mengatakan Ghani tidak akan bertemu dengan pejabat Taliban meskipun perundingan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban sedang digelar di Doha.

Perundingan yang bertujuan untuk mengurangi kekerasan dan kemungkinan berbagi kekuasaan itu sudah digelar sejak bulan lalu. Namun kekerasan tidak juga mereda walaupun untuk pertama kalinya negosiator kedua belah pihak berbicara langsung. Sejumlah pasukan Afghanistan dan Taliban tewas dalam bentrokan dan serangan bom bunuh diri yang terjadi beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

Pemerintah Afghanistan mengatakan Senin (4/10) kemarin terjadi bom mobil yang mengincar konvoi gubernur provinsi sebelah timur negara itu. Serangan tersebut menewaskan delapan orang dan melukai 30 lainnya, termasuk anak-anak.

Tidak ada kelompok milisi yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tapi kelompok teroris ISIS dan Taliban cukup aktif di wilayah itu. Pengamat politik dan para diplomat di Kabul mengatakan kunjungan Ghani bertujuan meminta dukungan dari Qatar agar mereka bersedia mendorong Taliban setuju melakukan gencatan senjata.

"Sejumlah pertemuan yang telah dijadwalkan membahas upaya memperdalam hubungan Afghanistan-Qatar dan kerja sama di berbagai bidang," kata salah satu orang dekat Ghani, Selasa (5/10).

Ia menambahkan Ghani akan bertemu dengan negosiator Afghanistan yang melakukan perundingan dengan Taliban. Seorang diplomat Barat yang mengawasi proses perundingan juga menegaskan Ghani tidak akan menemui pejabat Taliban.

"Tapi jelas Ghani tidak akan bertemu pejabat Taliban karena kekerasan tidak berkurang dan mereka terus membunuh warga sipil yang tak bersalah," kata diplomat tersebut.

Perundingan antarorang Afghanistan ini adalah bagian dari perjanjian antara Taliban dengan Amerika Serikat (AS) yang disepakati Februari lalu. Perjanjian ini membukakan jalan agar AS dapat menarik pasukannya dari perang paling lama yang pernah dijalani negara itu.

Namun salah satu sumber diplomatik mengatakan tidak ada kemajuan dalam perundingan tersebut. Sebab pertikaian antar orang Afghanistan menghambat proses dan prosedurnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement