Rabu 07 Oct 2020 23:05 WIB

Presiden Afghanistan Apresiasi Qatar Bantu Perdamaian

Afghanistan dan Qatar akan perluas hubungan bilateral

Red: Nur Aini
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Foto: timesofman
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bertemu Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani di Doha pada Selasa (6/10) dan mengucapkan terima kasih karena Qatar telah mendukung proses perdamaian.

Sediq Sediqqi, juru bicara presiden mengatakan bahwa Ghani menyampaikan rasa terima kasihnya kepada amir Qatar atas keramahtamahan yang diberikan kepada tim negosiasi pemerintah Afghanistan, yang melakukan perundingan dengan Taliban di Doha.

Baca Juga

"Kedua belah pihak menyatakan minat untuk meningkatkan hubungan bilateral, kerja sama ekonomi, serta memperkuat dan menjajaki peluang investasi di Afghanistan," kata Sediqqi dalam sebuah unggahan media sosial.

Dia menambahkan bahwa penguasa Qatar memastikan kesiapan untuk memperluas hubungan bilateral.

"Kami berharap upaya bersama kita akan membantu Afghanistan menemukan perdamaian dan stabilitas," dia mengutip ucapan Amir al Thani.

Selama perjalanannya ke wilayah Teluk, Presiden Afghanistan pertama kali mengunjungi Kuwait untuk memberi penghormatan kepada Amir Kuwait yang telah meninggal, Sheikh Sabah al-Ahmad al-Jaber al-Sabah.

Kemudian, dia mendarat di Doha pada Senin (5/10) untuk berdiskusi dengan pimpinan Qatar tentang upaya memperdalam hubungan bilateral Afghanistan-Qatar dan kerja sama di berbagai bidang. Qatar telah menjadi tuan rumah kantor politik Taliban sejak 2013.

Berbicara kepada wartawan di Doha, Menteri Luar Negeri Afghanistan Mohammad Haneef Atmar menyerukan dukungan internasional untuk memajukan proses perdamaian.

“Ada dua tujuan utama perjalanan (ke Doha), untuk memajukan proses perdamaian dan memperluas kerja sama bilateral dengan Qatar,” kata dia.

Ketika mengakui perbedaan antara pemerintah Kabul dan Taliban atas setidaknya dua poin dalam negosiasi intra-Afghanistan yang sedang berlangsung, dia mendesak Taliban untuk mengurangi "kekerasan sangat parah yang tidak dapat diterima" di negara yang dilanda perang itu. Delegasi Taliban dan pemerintah Afghanistan di ibu kota Qatar, Doha, belum menyelesaikan agenda pembicaraan langsung sejak perundingan dimulai pada 12 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement