Senin 07 Dec 2020 06:03 WIB

Bab Hutta: dan Kisah Intimidasi Warga Palestina oleh Israel

Penggusuran warga Pelstina oleh Israel dari Yerusalem terus dan semakin gencar

Sebuah papan bertuliskan
Foto:

Hejazi al-Rishq, kepala Komite Pedagang Yerusalem Palestina, mengatakan kepada MEE bahwa Bab Hutta adalah rumah bagi 53 gerai komersial: toko kelontong, toko roti, tempat pangkas rambut, dan jenis toko lainnya.

Dua puluh empat di antaranya ditutup selama penggerebekan dan pembatasan pada 2017 dan 2018.

Rishq menambahkan bahwa Kota Tua Yerusalem menampung total 1.372 toko, 354 di antaranya telah ditutup selama periode waktu yang lama sebelum wabah virus korona.

Faktanya, sejak awal pandemi Covid-19, sebanyak 460 gerai yang khusus menjual barang-barang wisata dan antik telah ditutup, sehingga separuh gerai komersial di Kota Tua tutup.

Dihukum karena mendukung jamaah

Ituah alasan utama di balik penargetan bagian Kota Tua Yerusalem tersebut,''Warga Bab Huta secara khusus terletak pada kenyataan bahwa orang-orang di sini berdiri dekat para jamaah dan memberi mereka makanan dan air sepanjang waktu selama aksi duduk mereka di gerbang Masjid Al-Aqsa di 2017, "kata Rishq.

Keterangan foto: Suasana orang Palestina di Yerusalem yang dibaratkan antara api dan bahan bakar karena setiap saat hadapai perintah penggusuran.

Kini, kata dia, pemerintah Israel melakukan pelanggaran terhadap warga dan pedagang sebagai hukuman atas sikap mereka selama protes terhadap pemasangan detektor logam di situs religi titik selaku nyala. Ini dilakukan warga  sebagai upaya untuk mengefektifkan perjalanan para pemukim di daerah.

Akibatnya, dalam serangan baru-baru ini oleh pasukan Israel, mereka  tidak terbatas hanya mengeluarkan denda, menyerukan interogasi, serta tuntutan hukum terhadap para pedagang, tentara Israel juga menimbulkan kerusakan material karena pintu tiga toko rusak dan komoditas disita.

Menanggapi serangan Israel terbaru, Rishq menambahkan bahwa panitia pedagang telah meluncurkan seruan kepada semua warga Yerusalem, meminta mereka berbelanja di Kota Tua untuk membantu bisnis lokal berkembang dan mempertahankan kehadiran Palestina di Bab Hutta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement