Rabu 09 Dec 2020 17:09 WIB

Kemenag Samakan Persepsi Moderasi Beragama dengan Ormas

Beragama yang moderat mengedepankan toleransi dan saling menghargai.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Kemenag Samakan Persepsi Moderasi Beragama dengan Ormas. Potret toleransi beragama di Indonesia
Foto: Edwin/Republika
Kemenag Samakan Persepsi Moderasi Beragama dengan Ormas. Potret toleransi beragama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam menggelar Dialog Ormas Islam Tingkat Pusat pada 8-10 Desember 2020. Melalui kegiatan ini Kemenag ingin menyamakan persepsi tentang moderasi beragama dan pentingnya mengarusutamakan moderasi beragama dalam berbangsa dan bernegara.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin mengundang para tokoh ormas Islam dalam acara Dialog Ormas Islam Tingkat Pusat. Kegiatan ini juga menghadirkan pembicara dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Muhammadiyah, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi, dan Dirjen Bimas Islam. 

Baca Juga

"Intinya (acara dialog ini) adalah kita menyamakan persepsi tentang moderasi beragama dan pentingnya mengarusutamakan moderasi beragama dalam berbangsa dan bernegara, jadi judul pertemuan ini adalah implementasi moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Prof Kamaruddin saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/12).

Ia menyampaikan, Ditjen Bimas Islam ingin agama berkontribusi dan menginspirasi proses berbangsa dan bernegara. Agama yang dimaksud adalah beragama yang moderat yang mengedepankan toleransi, saling menghargai, saling menghormati, cinta Tanah Air, menghargai budaya dan tradisi, menghindari kekerasan serta narasi kebencian. 

 

Ditjen Bimas Islam ingin ada kesadaran bersama untuk membangun kualitas kehidupan beragama di Indonesia. Maka perlu ada sinergi dengan ormas-ormas Islam. "Perlu ada kolaborasi dan kerjasama produktif antara pemerintah dan ormas-ormas Islam yang selama ini sudah terjalin dengan sangat bagus dan sangat produktif," ujarnya.

Menurutnya, sinergi pemerintah dan ormas-ormas Islam yang sudah terjalin baik harus dirawat bersama. Sebab sekarang ada pengaruh globalisasi dan teknologi informasi yang berpotensi mendisrupsi atau berpotensi mengganggu dinamika sosial keagamaan di Indonesia. 

"Jadi ada keinginan bersama untuk bersama-sama menjaga agar sekali lagi sosial politik di Indonesia stabil, karena umat beragama punya kepentingan untuk menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Di forum yang sama, Fachrul menyampaikan Kemenag akan terus menggandeng ormas Islam guna mewujudkan visi pembangunan Indonesia maju bidang keagamaan. Ia menegaskan bahwa tantangan kebangsaan adalah tanggung jawab bersama. 

"Untuk itu kami akan terus bersama ormas Islam dalam merumuskan visi pembangunan Indonesia di bidang agama,” kata Fachrul saat membuka Dialog Ormas Islam Tingkat Pusat Tahun 2020 di Jakarta, Selasa (8/12).  

Menag mengungkapkan momen silaturahim dalam gelaran dialog ormas Islam ini sangat ia tunggu-tunggu. Menurutnya program Kemenag tidak dapat berjalan tanpa adanya keterlibatan aktif semua elemen bangsa utamanya ormas-ormas Islam. 

Fachrul berharap diskusi yang digelar dapat memberikan inspirasi bagi bangsa Indonesia untuk maju lebih cepat. Peran ormas Islam telah tercatat dalam sejarah panjang bangsa Indonesia termasuk dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan bangsa, ekonomi hingga budaya yang merupakan medan pengabdian ormas Islam begitu juga dalam merebut kemerdekaan bangsa.

"Saya percaya komitmen dan dukungan ormas Islam pada program kerja Kementerian Agama begitu tinggi dan akan terus terjaga demi meningkatkan kerja sama dalam mewujudkan Islam sebagai rahmat," ujar Fachrul.

Dia mengingatkan, ke depan tantangan akan semakin berat dan bervariasi. Tanpa persatuan tidak mungkin bisa menghadapi tantangan tersebut. Karena itu sinergi pemerintah dengan ormas Islam perlu terus dirawat dan ditingkatkan.

Kemenag menyampaikan dialog yang diselenggarakan Ditjen Bimas Islam ini diikuti sekitar 45 ormas Islam. Di antaranya MUI, PBNU, Muhammadiyah, LPOI, PP ISNU, Syarikat Islam Indonesia, Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Persis, Mathla’ul Anwar, Al-Wasliyah, Al-Ittihadiyah, Perti, Ikadi, Az-Zikra, DPP PITI, PUI, Nahdlatul Wathan, PP IPNU, Pemuda Muslimin Indonesia, FKMB, IKA-PMII, PB HMI, dan PB PII.

Selanjutnya PMII, DPP Gema Mathlaul Anwar, DUTI, GUPPI, GPII, JATMAN, LDNU, BKPRMI, HIMMAH, DPP Jatmi, IPQAH, DDII, IPIM, Fatayat NU Jakarta, PERWATI, PP Wanita Islam, JQH NU, DPP IMM, ICMI, PP MPII, Pemuda Aswaja Mandiri Jakarta, dan Nasarudin Umar Office.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement