Selasa 22 Dec 2020 18:45 WIB

Legislator: Pemerintah Harus Siapkan Tempat Isolasi Mandiri

Hal ini merespons rumah sakit yang tidak melayani pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG).

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufida
Foto: dok. Media Kurniasih Mufidayati
Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufida

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufida meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyediakan tempat khusus untuk OTG covid-19. Permintaan ini merespons langkah sejumlah rumah sakit tidak melayani pasien covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan memprioritaskan orang dengan status gejala. 

"Untuk pasien OTG, baiknya disediakan tempat isolasi mandiri yang terpusat untuk memutus mata rantai penularan," kata Mufida kepada Republika, Selasa (22/12).

Baca Juga

Mufida mengatakan, tidak semua pasien OTG memilik rumah atau tempat tinggal yang memadai untuk isolasi mandiri. Selain itu, pasien juga tetap perlu dipantau kesehatannya.

"Jika fasyankes sudah penuh maka bisa gunakan gedung-gedung yang memadai," ujar politikus PKS tersebut.

"Pasien OTG bisa jadi pada satu waktu akan memburuk kondisinya. Ini bahaya kalo tidak dipantau," imbuhnya. 

Anggota Komisi IX DPR lainnya Rahmad Handoyo memaklumi langkah yang dilakukan oleh rumah sakit. "Saya kira dimaklumi karena rumah sakit sudah cukup banyak (pasien). Skala prioritas adalah pasien-pasien atau saudara-saudara kita yang punya gejala sedang maupun gejala yang bergejala ya sehingga itu lebih yang membutuhkan lebih mendapatkan prioritas untuk penanganan," tuturnya.

Politkus PDIP itu menilai tidak masalah jika seseorang yang dinyatakan OTG untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Menurutnya, yang penting orang tersebut mematuhi nasihat dokter dan perawat.

"Dia harus sadar bahwa dia membawa virus covid-19 yang setiap saat kalau dia abai itu bisa mencelakakan orang lain beresiko terpapar covid-19, tinggal bagaimana kita edukasi kita berikan pemahaman untuk menyelamatkan dia di rumah nggak masalah, tapi dengan menjalankan nasihat yang ketat dari dokter maupun perawat," ungkapnya. 

Sebelumnya dikabarkan Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, tak lagi menerima pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) sejak Sabtu (19/12). Alasannya, kapasitas tempat perawatan untuk pasien bergejala sudah mencapai 75 persen. 

Tempat perawatan pasien bergejala juga telah menggunakan tower yang seharusnya diperuntukkan bagi pasien OTG. "Sudah dari Sabtu (tidak terima pasien OTG). Karena kita tower IV, VI, dan VII yang untuk bergejala itu sudah di atas 75 persen," jelas Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Kemayoran, Letkol Laut Muhammad Arifin, kepada Republika, Senin (21/12). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement