Jumat 15 Jan 2021 00:54 WIB

Maskapai Emirates Skors Pilot karena Tolak Terbang Ke Israel

Pilot itu dianggap menentang normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Salah satu pesawat jumbo milik maskapai Emirates.
Foto: Reuters
Salah satu pesawat jumbo milik maskapai Emirates.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Maskapai Emirates menskors pilot asal Tunisia karena menolak terbang ke Israel. Di akun Facebooknya yang sudah ditutup, Moneem Saheb Tabaa mengonfirmasi ia diskors.

"Hanya Allah yang menjaga saya, saya tidak menyesal," kata Tabaa seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (14/1).

Baca Juga

Sanksi skors pilot itu menunggu sidang resmi. Berita mengenai hal ini menyebar di media sosial. Banyak aktivis yang mengecam maskapai yang bermarkas di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) itu dan memuji Tabaa.

Pilot itu dianggap menentang normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel. UEA menjadi negara Arab Teluk pertama yang menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv dalam kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS). Lalu disusul Bahrain, Sudan, dan yang paling baru Maroko.

Tunisia masih bertahan dengan sikapnya dengan mengatakan tidak berniat mengikuti jejak negara-negara tersebut. Tunisia tidak bersedia menormalisasi hubungan dengan negara yang melakukan okupasi.

"Tunisia yang menghormati posisi berdaulat negara lain, menegaskan sikap ini prinsipil dan perubahan kejadian internasional tidak akan mengubahnya," kata Kementerian Luar Negeri Tunisia tahun lalu.

Saat terpilih pada 2019 lalu, Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan Palestina terukir di hati rakyat Tunisia. "Palestina bukan banyak tanah yang dapat didaftar sebagai real estate," katanya.

Tunisia mengaku terkejut dengan normalisasi hubungan Maroko dengan Israel. "Kami terkejut dengan langkah ini, yang mana berkontradiksi dengan konsensus Arab yang diungkapkan dalam inisiatif Arab Peace," kata ketua parlemen Tunisia, Rached Ghannouchi.

"Kami mendukung rakyat Palestina berdasarkan prinsip-prinsip persaudaraan Muslim dan Arab serta hukum internasional," tambah Ghannouchi.

Tunisia dan Aljazair melarang pesawat Israel menggunakan ruang udara mereka untuk terbang menuju dan dari Maroko. Kondisi ini memaksa pesawat-pesawat Israel mengambil jalur tidak langsung melalui Eropa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement