Jumat 15 Jan 2021 08:16 WIB

Sunah Rasulullah Ketika Kembali dari Perjalanan

Setiap kembali dari perjalanan, Rasulullah selalu mengumandangkan takbir

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani
Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Al-Ghazali menulis dalam kitabnya Asrar Al-Haj, bahwa setiap Rasulullah SAW kembali dari perjalanan, baik kembali dari peperangan, ibadah haji maupun umroh, beliau selalu mengumandangkan takbir. Takbir itu dikumandangkan di tempat yang tinggi sebanyak 3 kali lalu berdoa.

"Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan tidak sekutu baginya. Kekuasaan dan segala puji hanya milik Allah. Dia adalah Dzat Yang Maha mampu atas segala sesuatu. Aku kembali, aku bertobat, aku beribadah dan bersujud kepada Tuhan kami dengan memanjatkan pujian kepadanya. Maha Benar Allah dengan segala janji-Nya, yang telah menolong hamba-Nya dan yang telah mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan kekuasaan-Nya sendiri."

Dalam satu riwayat, Nabi berdoa.

"Segala sesuatu pasti binasa kecuali Allah yang bagi-Nya hukum dan kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan.

Imam Al-Ghazali menyarankan, bagi orang yang baru kembali dari melakukan perjalanan, sebaiknya membaca doa di atas. Ketika sudah sampai di pintu masuk kota tempat tinggalnya, maka sebaiknya berdoa di atas kendaraannya.

" Ya Allah jadikanlah kota ini tempat tinggalku tempat untuk mendapatkan rezeki yang baik."

Imam Al-Ghazali mengatakan, ketika hendak pulang ke rumah sebaiknya mengutus seseorang untuk memberitahu keluarganya tentang kedatangannya agar mereka tidak kaget. Karena seperti itulah sunnah Rasulullah.

Ketika sampai di desa atau daerahnya pada malam hari tidak diperkenankan mengetuk pintu rumahnya. Tempat pertama yang dituju pertama kali adalah masjid untuk melaksanakan salat sunah dua rakaat di sana.

"Begitulah senantiasa dilakukan Rasulullah SAW," katanya.

Ketika memasuki rumah, hendaknya berdoa "Aku bertobat kepada Tuhan kami. Aku telah kembali dan semoga kami tidak mendapatkan petaka."

Ketika jamaah haji telah sampai di rumahnya, maka jangan lupa untuk mengingat nikmat dan karunia Allah yang telah diberikan kepadanya berupa kesempatan untuk berziarah ke Baitullah ke Tanah Suci dan makam Rasulullah SAW. Kenikmatan itu hendaknya digunakannya untuk menjaga diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak berguna yang bergelimang dosa.

"Amalan-amalan di atas tanda-tanda haji mabrur," katanya.

Dan kata Imam Ghazali, tanda paling jelas dari kemabruran haji adalah menjadi seorang yang zuhud yang sangat antusias dalam kebaikan dan urusan akhirat, aerta bersiap untuk bertemu dengan Tuhannya setelah sebelum ziarah ke rumahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement