Jumat 15 Jan 2021 15:34 WIB

Bandara Terdampak Gempa Diminta Monitor Berkala

Saat ini operasional penerbangan di bandara terdampak gemp berjalan normal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.
Foto: Antara/Akbar Tado
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta bandara yang terdampak gempa dengan kekuatan 6,3 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) melakukan monitoring berkala. Bandara yang terdampak gempa yakni Bandara Tampa Padang, Mamuju dan Bandara Sumarorong, Mamasa.

"Telah dikoordinasikan, seluruh bandar udara terdampak kami minta untuk melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan tidak terdapat kerusakan yang mengganggu keselamatan penerbangan," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto, Jumat (15/1). 

Baca Juga

Meskipun terdapat bandara yang terdampak, Novie memastikan saat ini operasional penerbangan masih berjalan normal. Bandara hanya mengalami kerusakan minor dan dalam proses perbaikan. 

Sebelumnya, Direktur Utama Airnav Indonesia M Pramintohadi Sukarno mengatakan penerbangan tetap beroperasi normal. "Gedung tower sementara tidak digunakan. Saat ini pelayanan navigasi kami lakukan komunikasi di tempat terbuka agar personel juga aman bila ada gempa susulan," kata Pramintohadi. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement