Jumat 29 Jan 2021 04:36 WIB

Kisah Nabi Muhammad SAW: Konspirasi Kaum Quraisy

Lalu ada yang mengusulkan supaya dikatakan bahwa Muhammad dukun atau gila.

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Nabi Muhammad SAW (12), Kaum Quraisy Menyusun Konspirasi | Suara Muhammadiyah
Nabi Muhammad SAW (12), Kaum Quraisy Menyusun Konspirasi | Suara Muhammadiyah

SUARA MUHAMMADIYAH -- Oleh Yunahar Ilyas

Mula-mula orang-orang Quraisy berkumpul di rumah Walid ibn Mughirah. Walid meminta kaum Quraisy membuat kesepakatan, apa yang akan dikatakan kepada para peziarah tentang Muhammad.

Lalu ada yang mengusulkan supaya dikatakan bahwa Muhammad dukun, tetapi Walid segera menolaknya karena Muhammad sama sekali tidak tampak seperti dukun karena dia tidak pernah menggumamkan mantra-mantra layaknya dukun.

Yang lain usul katakan saja Muhammad gila. Walid juga menolaknya karena Muhammad tidak pernah menangis tersedu-sedu, atau berbicara sendiri atau linglung.

Bagaimana kalau kita katakan dia penyair, usul yang lain. Walid tetap menolaknya karena yang Muhammad sampaikan itu sama sekali bukan syair.

Akhirnya mereka mengusulkan kita katakan saja Muhammad itu tukang sihir. Walid menolaknya juga: “Dia sama sekali tidak sperti penyihir. Sungguh, kita telah banyak melihat tukang sihir, Muhammad sama sekali tidak komat kamit atau membuat buhul tali seperti penyihir”.

Lalu kita katakan apa, tanya mereka. Walidpun berkata: “ Demi Allah, perkataannya manis, pangkalnya cerdik, sedangkan cabangnya benar-benar matang. Apapun julukan yang akan kalian tempelkan padanya pasti kelihatan salah. Barangkali yang paling mendekati kemiripan kalian sebut saja dia tukang sihir. Dia datang membawa sihir yang memisahkan seseorang dari ayahnya, seseorang dari saudaranya, seseorang dari isterinnya, seseorang dari keluarganya.  Merekapun bubar berbekal kesepakatan tersebut. (ar-Rahiq al-Makhtum hal. 94)

Tentang Walid ini turunlah firman Allah SWT:

إِنَّهُۥ فَكَّرَ وَقَدَّرَ فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ ثُمَّ نَظَرَ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?, kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan?,  kemudian dia memikirkan,  sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,  kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,  lalu dia berkata: “(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu),  ini tidak lain hanyalah perkataan manusia. (Q.S. Al-Mudatstsir 74: 18-25)

Setelah membuat kesepakatan, mulailah orang-orang kafir Quraisy melaksanakannya. Mereka duduk di pinggir jalan-jalan yang biasa dilalui oleh para peziarah. Setiap orang yang lewat mereka peringatkan agar menjauhi Muhammad, jangan sampai terpengaruh oleh kekuatan sihirnya.

Kedatangan para peziarah dimanfaatkan oleh Nabi untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Nabi mendatangi mereka di tempat-tempat mereka menginap, mendatangi mereka di Pasar Ukazh,Mujannah dan Dzil Majaz.

Tidak ingin mereka terpengaruh oleh Muhammad, Abu Lahab selalu membuntuti Nabi dan mengatakan kepada orang-orang yang didatangi Nabi: “Jangan dengarkan dia, dia orang yang telah meninggalkan agama, dia pendusta !”

Orang-orang kafir Quraisy terus saja mencari cara bagaimana agar orang-orang tidak terpengaruh dengan dakwah Muhammad. Mereka coba mempersoalkan kenapa yang diutus manusia biasa seperti mereka, bukan malaikat. Allah SWT berfirman:

وَقَالُواْ مَالِ هَٰذَا ٱلرَّسُولِ يَأۡكُلُ ٱلطَّعَامَ وَيَمۡشِي فِي ٱلۡأَسۡوَاقِ لَوۡلَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مَلَكٞ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا

“Dan mereka berkata: “Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?,” (Q.S.Al-Furqan 25: 7)

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement