Profesor Sejarah Kuno Universitas Raja Saud, Salma binti Mohammed Hawsawi menyebut arkeologi mengungkapkan keberadaan manusia di wilayah ini dimulai sejak Zaman Paleolitik dan Zaman Paleolitik Akhir, sekitar 100 ribu tahun lalu. Menurut sumber-sumber Arab, Lembah Mawan berarti tempat berlindung dan menunjukkan sejumlah suku Arab, termasuk Hazzan dan Rabi’ah yang pernah tinggal di sana.
Lembah Mawan juga disebutkan dalam puisi Arab pra-Islam oleh penulis seperti Ibn Duraid, Imru 'Al-Qais, dan Orwa ibn Al-Ward Al-Absi. “Penyair menulis tentang lembah itu dan binatang yang ada di daerah itu seperti unta, zebra, dan kuda. Gambaran para penyair menggambarkan air tawar yang mengalir di daerah itu adalah bukti bahwa manusia menghuninya,” ujar Salma.
Bejana tembikar, gelang, dan pot batu sabun telah ditemukan di daerah tersebut selain benteng dan menara pengawas di sisi lembah. “Ada dua benteng yang dibangun dari bebatuan dan lumpur. Terlihat jelas, lumpur itu dibawa dari dasar lembah dan bebatuan itu dipotong dari permukaan tepi yang memanjang ke selatan,” kata dia.
Salma mencatat benteng yang terletak di bagian selatan lembah adalah tembok yang menyerupai huruf Arab “Baa”. Fondasi tembok itu ditopang lempengan batu setinggi 60 sampai 80 sentimeter yang dipotong dari tanah di dekatnya. Tingginya enam meter atau bahkan lebih.
Menara itu berbentuk kerucut dengan bagian tengahnya terbuka ke bawah dan tampak seperti tanpa atap. Sedangkan untuk tower yang terletak di sudut timur, terdiri dari dua lantai.