Jumat 26 Feb 2021 12:41 WIB

Ini Penyebab Penularan Covid-19 di Ponpes Sulit Dicegah

Salah satunya santri biasa tidur secara bersama-sama dalam satu kamar.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Para orang tua santri menjemput anak mereka yang selesai menjalani isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Selasa (23/2). Sebelumnya, ratusan santri dan pengajar Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka diisolasi di sejumlah tempat, di antaranya Hotel Crown, RS Dewi Sartika, RSUD dr Soekardjo, dan asrama pesantren.
Foto: dok bayu adji p
Para orang tua santri menjemput anak mereka yang selesai menjalani isolasi di Hotel Crown Kota Tasikmalaya, Selasa (23/2). Sebelumnya, ratusan santri dan pengajar Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka diisolasi di sejumlah tempat, di antaranya Hotel Crown, RS Dewi Sartika, RSUD dr Soekardjo, dan asrama pesantren.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Kesehatan Zaenal Abidin menanggapi penularan Covid-19 di lingkugan Pondok Pesantren (Ponpes). Zaenal mengingatkan agar penghuni Ponpes menjalani tes swab atau rapid test secara berkala.

Zaenal menyebut ada sejumlah hal yang membuat pencegahan penularan Covid-19 sulit di Ponpes. Salah satunya santri biasa tidur secara bersama-sama dalam satu kamar. Kondisi ini yang dikhawatirkan Zaenal memudahkan penularan Covid-19.

Baca Juga

"Dalam satu kamar tidur bisa diisi 10 orang. Makan, mengaji, belajar dan main bersama-sama. Jadi kalau ada satu anak atau ustad atau siapa saja yang kena lalu bawa masuk ke pondok maka yang lain akan ketularan," kata Zaenal pada Republika.co.id, Jumat (26/2).

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2012-2015 itu memberi masukan supaya Ponpes bisa menangani infeksi Covid-19 lebih baik. Pertama, setiap orang baru yang masuk atau berkunjung ke Ponpes wajib memiliki keterangan negatif Covid,.

"Kemudian warga Ponpes yang ke luar dan masuk juga perlu pemeriksaan berkala. Warga pondok secara keselurhan perlu juga periksa berkala," ujar Zaenal.

Selain itu, Zaenal mengingatkan agar pihak Ponpes dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat memperkuat sinergi. Dengan begitu, maka perwakilan Dinkes atau Puskesmas terdekat bisa memantau kesehatan Ponpes secara berkala, terutama terkait penularan Covid-19.

"Bila ada warga Ponpes yang dinyatakan positif segera lapor untuk tindak selanjutnya atau petugas sendiri akan menyarankan tindakan terbaik selanjutnya," ucap Zaenal.

Relawan gerakan LaporCovid-19 mendapati kasus klaster Covid-19 di pesantren sudah beberapa kali terjadi. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, sekitar 400 santri terkonfirmasi positif COVID-19 pertengahan Februari 2021. Tahun lalu, sebanyak 550 santri dan guru di sebuah pesantren di Kabupaten Kuningan, Jabar, juga terpapar Covid-19.

Tim LaporCovid-19 mencatat, hingga kini terdapat 8.291 kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren. Satu kasus di antaranya meninggal dunia. Data tersebut belum mencakup kondisi keseluruhan karena tidak semua pesantren melaporkan kasus Covid -19. Kasus positif di pesantren lebih tinggi dibandingkan sekolah yang mencapai 1.142 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement