"Sehingga jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 10 ribu kuota," katanya.
Atas kondisi ini kata Muharom, tentu menjadi krusial bagaimana memilah dan memilih jamaah yang bisa berangkat. Masalah yang menonjol seperti prokes, biaya, dan kuota yang mesti jadi pembahasan Kemenag.
"Tiga hal itu yang perlu dianalisis lebih jauh dalam mudzakarah haji," katanya.
Muharom menambahkan, akan ada peningkatan biaya terkait dengan akomodasi. Karena biaya penyelenggaraan haji tentunya akan berbeda dengan penyelenggaraan haji sebelumnya tanpa bayang-bayang virus Covid-19.
"Kemungkinan program dan akomodasi ditetapkan oleh pihak Saudi, jika hal ini terjadi kita pada posisi menerima paket haji yang disiapkan Arab Saudi," katanya.