Ahad 07 Mar 2021 00:29 WIB

Dalai Lama Disuntik Vaksin Covid-19

Dalai Lama juga mengimbau masyarakat berani divaksin.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Dalai Lama Disuntik Vaksin Covid-19. Pemimpin spiritual Dalai Lama.
Foto: Ora TV
Dalai Lama Disuntik Vaksin Covid-19. Pemimpin spiritual Dalai Lama.

REPUBLIKA.CO.ID, DHARAMSALA -- Pemimpin spiritual Tibet berusia 85 tahun, Dalai Lama dilaporkan telah mendapat suntikan vaksin pertama virus corona atau Covid-19, Sabtu (6/3). Ia divaksin di sebuah Rumah Sakit di kota perbukitan India utara, Dharamsala.

Setelah menerima suntikan, Dalai Lama juga mengimbau masyarakat berani divaksin. “Untuk mencegah beberapa masalah serius, suntikan ini sangat-sangat membantu,” jelasnya dilansir dari Al Arabiya.

Baca Juga

Dokter Gupta dari Rumah Sakit Zonal yang memberikan suntikan mengatakan kepada wartawan bahwa Dalai Lama diobservasi selama 30 menit sesudahnya. “Dia menawarkan untuk datang ke rumah sakit seperti orang biasa untuk divaksinasi,” katanya.

Gupta juga mengatakan, 10 orang lainnya yang tinggal di kediaman Dalai Lama juga divaksin. Sebanyak 11 orang tersebut dijelaskan menerima vaksin Covishield, yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan pembuat obat yang berbasis di United Kingom AstraZeneca, dan diproduksi oleh Institut Serum India.

India telah mengonfirmasi lebih dari 11 juta kasus virus corona dan lebih dari 157 ribu kematian. Negara yang memiliki jumlah kasus tertinggi kedua di dunia setelah AS ini meluncurkan program vaksinasi pada Januari.

Vaksinasi dimulai dari petugas kesehatan dan semua pekerja di garis depan. Awal bulan ini, program ini diperluas dengan vaksinasi untuk orang tua dan orang-orang dengan kondisi medis yang membuat mereka berisiko.

Dalai Lama menjadikan Dharamsala markas besarnya pada 1959. Ia melarikan diri dari Tibet setelah pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China. China tidak mengakui pemerintahan Tibet di pengasingan dan menuduh Dalai Lama berusaha memisahkan Tibet dari China. Dalai Lama menyangkal menjadi seorang separatis dan mengatakan dia hanya mengadvokasi otonomi substansial dan perlindungan budaya asli Buddha di wilayah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement