Kamis 18 Mar 2021 17:04 WIB

Larang Siswi Pakai Rok Panjang, Sekolah Inggris Minta Maaf

Sekolah di Inggris meminta maaf pernah melarang siswa pakai rok terlalu panjang

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Siham Hamud, menolak mengenakan rok pendek dengan alasan agama
Foto: About Islam
Siham Hamud, menolak mengenakan rok pendek dengan alasan agama

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah sekolah di Inggris telah mengancam mengambil tindakan hukum terhadap seorang siswi muslim, karena menggunakan rok terlalu panjang di sekolah. Kini pihak sekolah tersebut telah mencabut gugatannya dan meminta maaf.

Siham Hamud adalah seorang siswi di Uxbridge High School, di Hillingdon, London barat. Ia telah mengenakan rok sepanjang pergelangan kaki selama bertahun-tahun bersekolah.

Baru pada Desember 2020 lalu, pihak sekolah tiba-tiba menyuruhnya pulang untuk berganti pakaian sesuai dengan standar sekolah tersebut. Namun gadis tersebut menolak dan selalu menggunakan pakaian sekolah dengan rok yang panjang.

Sejak itu, ia terus dikirim pulang oleh pihak sekolah. Namun gadis muslim berusia 12 tahun itu tetap tidak mengganti pakaiannya hingga akhirnya tidak pernah kembali ke sekolah.

Tiga bulan kemudian pihak sekolah mengundang keluarganya dan mengatakan akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Tak gentar keluarga muslim tersebut menerimanya.

Namun baru-baru ini, dilansir dari About Islam, pihak sekolah telah mencabut gugatannya dan mengirimkan surat permintaan maaf.

Setelah melewati masa-masa sulit itu, ayah Siham, Idris Hamud (55) mengaku lega begitu juga dengan pihak keluarga muslim mereka. Hamud mengaku senang, akhirnya pihak sekolah telah mendengarkan mereka.

"Kami sangat senang Siham bisa melanjutkan sekolahnya, dengan hak mengamalkan keyakinan agamanya engan mengenakan rok selebar pergelangan kaki dengan gaya yang sama dengan rok seragam sekolah,” ujarnya dilansir dari About Islam, Kamis (18/3).

Pihak sekolah juga telah mengirimkan surat permintaan maaf kepada keluarga Siham dan menegaskan tidak akan mengambil tindakan hukum jika Siham tidak dapat bersekolah.

“Kami berterima kasih kepada sekolah atas kesediaannya untuk bekerja menuju hasil yang adil dan positif,” kata Hamud.

"Ini adalah masa yang sulit dan kami lega karena sekarang masalah ini sudah selesai. Kami berterima kasih atas dukungan yang kami terima dari masyarakat luas," tambah Hamud.

Inggris adalah rumah bagi minoritas Muslim yang cukup besar dari hampir 2,7 juta. Menurut Dewan Muslim Inggris (MCB), ada 400 ribu siswa Muslim di sekolah-sekolah Inggris, 90 ribu di antaranya adalah pelajar Muslim yang belajar di institusi pendidikan tinggi.

Dalam Islam, jilbab merupakan kewajiban bagi muslim perempuan untuk menutup aurat mereka dan bukan sebagai penanda berafiliasi pada kelompok tertentu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement