Senin 22 Mar 2021 05:27 WIB

Harga Gabah Anjlok, Petani Kesulitan Jual Hasil Panen

Imbas rencana impor beras di kala panen, harga gabah petani anjlok drastos

Petani memanen padi. Ironisnya, di tengah musim panen raya ada rencana impor beras, Akibatnya, harga gabah petani anjlok drastis,
Foto:

Sebelumnya diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menegaskan, rencana impor beras sebnayak 1,5 juta ton. Tujuannya hanya untuk menstabilkan harga beras.

Menurut Lutfi, pemerintah tetap menjamin harga beras dan gabah kering petani tetap stabil meskipun Indonesia tengah dilanda pandemi. Ia menilai, kritik terkait rencana impor beras satu juta ton yang dianggap akan menurunkan harga beras petani tidak tepat.

"Tidak ada niat pemerintah untuk menurunkan harga petani terutama saat sedang panen raya. Sebagai contoh, harga gabah kering petani itu tidak diturunkan," tutur Lutfi dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/3).

 
Adanya rencana itu mendapat tanggapan keras dari berbagai pihak. Berbagai kalangan mengecam rencana ini. Kabulog Budi Waseso pun mengatakan bila pihaknya tak punya rencana melakukan impor beras tersebut. 
 
Ekonom Indef Bima Yudhistira juga menanggapi rencana impor tersebut nyata-nyata telah merugikan petani dengan adanya perubahan harga pembelian gabah di level petani.
 
"Signal effect ini diterima oleh para pedagang beras sebagai bentuk adanya tambahan pasokan dalam waktu dekat, sehingga mereka menekan petani dengan membeli harga gabah yang lebih murah." ujar E Bhima Yudhistira kepada Republika.co.id Sabtu (20/3).
 
Para politisi juga mendesak rencana impor beras dikala panen raya dihentikan. Wakil Ketua DPR bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Muhaimin Iskandar merespons pernyataan Menteri Perdagangan, M Lutfi terkait rencana impor beras yang sampai lebih dari satu juta ton itu. Hentikan impor untuk memberi ruang agar produksi pertanian kita tinggi," kata Muhaimin.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga mengaku prihatin adanya rencana impor tersebut. Pemerintah seharusnya mendorong agar para petani bisa panen beras. "Panen yang banyak jangan memperbanyak impor," ujarnya.

Partai utama koalisi pemerintah, PDI Perjuangan juga dengan tegas menolak rencana impor beras tersebut. "Kami sangat menyesalkan sikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang sepertinya juga mengabaikan koordinasi dengan jajaran kementrian terkait," kata Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Ahad (20/3).

Dia menilai, kebijakan tersebut artinya Menteri Lutfi juga telah mengabaikan para kepala daerah yang menjadi sentra produksi pangan. Padahal, dia melanjutkan, basis kekuatan utama pemerintah adalah rakyat. 

 
 
n eko widiyatno

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement