Ihsan mengatakan, Umroh Ramadhan juga menjadi mahal karena penuhnya hotel di Makkah bintang tiga sampai bintang lima semuanya penuh, tidak hanya masyarakat dunia yang menggunakannya, tapi warga negara Saudi pun ikut menggunakan hotel di sekitaran Makkah. Karena banyaknya permintaan, sedangkan ketersediaan sedikit, maka berlaku lah hukum ekonomi, yaitu dengan kenaikan harga.
"Maka ini berdampak pada peningkatan harga bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga normal," katanyam
Dan ajaibnya, kenaikan harga tersebut pun tetap dibayar oleh Jama'ah, karena kita semua punya keyakinan, akhirat di atas materi, berapapun yang kita infak-kan pasti akan dibalas dengan yang lebih besar.
Hal unik lainnya, Ihsan menceritakan pernah ia rasakan asakan pada saat membimbing adalah nyasarnya Jama'ah Umrah, karena crowded nya kondisi saat thawaf dan Sa'i di bulan Ramadhan. Maka sudah menjadi hal lumrah ada yang terpisah dari rombongan.
Pernah beberapa kali jamaah kami nyasar, dan tentunya kami mengantisipasi nya dengan materi manasik umroh yang menjelaskan, jika terjadi nyasar, maka setiap jama'ah wajib tetap menuntaskan umrahnya sekalipun dalam kondisi sendiri. Karena ibadah umrah lebih penting daripada sibuk cari rombongan yang terpencar.
"Selesaikan thawaf nya, selesaikan Sa'i nya lalu tahallul nya. Pencarian orang nyasar saat ini sangat mudah oleh solusi teknologi, bisa umumkan via whatsapp, dan bisa juga kita mencari manual di pos-pos pintu keluar masuk dengan penanda syal atau penanda lainnya untuk memudahkan," katanya.
"Saya pun pernah menikmati, berpuasa di atas pesawat pada schedule tertentu," katanya.
Kata dia ada jadwal di mana kita berangkat jam 11 siang dan sampai jam 5 sore di Jeddah. Berpuasa di atas pesawat melalui perjalanan 9000 KM diatas langit itu experience luar biasa yang bisa jamaah dapati dan ada juga yang membatalkan jika tidak kuat, Jama'ah boleh membatalkan karena dapat Rukhsah langsung dari Allah dan Rasul-Nya karena masuk pada kategori bersafar.
Sholat lima waktu saat Ramadhan menjadi hal yang diprioritaskan oleh jama'ah, dan momen inilah yang membuat kami para penyelenggara Ibadah Umroh semakin bahagia menjalankan profesi ini. selain hanya untuk bisnis, kami juga tentu berharap dan meyakini ada keberkahan lainnya yang lebih besar jika kami menjalani profesi melayani tamu Allah sebagai Pengusaha Travel dengan ikhlas dan profesional.
"Dan kita berdo'a seraya meyakini, InsyaAllah Pandemi ini segera usai, dan Allah berikan kepada kita kemampuan untuk bisa menunaikan kembali Umroh di Bulan Ramadhan. Saat ini sudah dua kali Ramadhan kita menahan diri dari Umroh Ramadhan karena kebijakan, Insya Allah kesabaran Masyarakat Indonesia untuk umrah ramadhan ini juga dicatat sebagai pahala kebaikan," tutupnya meceritakan pengalaman Ramdan di Tanah Suci.