Kamis 06 May 2021 03:10 WIB

Menelusuri Jejak Masjid Bersejarah di Singapura

Masjid Kampong Hajijah mungkin hanya salah satu dari 120 masjid yang tersebar.

Masjid di Kampung Hajijah, Singapura, sekitar tahun 1986.
Foto:

"Masjid-masjid ini dibangun di atas panggung, yang memungkinkan angin berventilasi silang di bawah hunian untuk mendinginkan ruang sambil mengurangi efek banjir yang sesekali terjadi. Atapnya dibuat miring untuk memfasilitasi air hujan dan terlalu menggantung untuk menawarkan keteduhan dan mengurangi silau dari matahari," kata Sarafian.

Masjid-masjid itu sering ditempatkan bersama dengan sumur komunitas, di mana penduduk desa dapat mengambil air untuk berwudhu. Masjid yang lebih tua juga memiliki alat perkusi yang disebut bedok dan kentong, yang dibunyikan untuk memanggil warga untuk sholat lima waktu.

Masjid-masjid ini lebih kecil dan masing-masing sering melayani tidak lebih dari 300 orang, katanya, dibandingkan dengan 5.000 jamaah saat ini seperti Masjid Darul Ghufran di Tampines. 

Sementara masjid yang lebih baru umumnya diberi nama Arab, Sarafian mengatakan masjid yang lebih tua memiliki nama Melayu karena terkait dengan kepribadian atau lokasi bersejarah yang diketahui. "Menjaga nama asli masjid membantu mempertahankan sejarah orang-orang yang tinggal di sana yang merupakan blok bangunan bangsa," ujar Sarafian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement