Kamis 20 May 2021 14:45 WIB

Israel Menyatakan Sheikh Jarrah Zona Militer Tertutup

Warga Palestina yang coba memasuki kembali Sheikh Jarrah mendapatkan pelecehan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang pria Palestina berbaring di tanah saat kunjungan anggota sayap kanan Knesset Israel ke lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, Senin, 10 Mei 2021.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Seorang pria Palestina berbaring di tanah saat kunjungan anggota sayap kanan Knesset Israel ke lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem timur, Senin, 10 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel telah menyatakan wilayah Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki sebagai zona militer tertutup. Mereka memberikan akses terbatas kepada warga Palestina dan mengizinkan kebebasan bagi pemukim ilegal.

Penduduk Palestina yang tinggal di Sheikh Jarrah mengalami pengusiran paksa, sebagai bagian dari kampanye pembersihan etnis di Yerusalem yang diduduki. Penggusuran paksa juga terjadi di Area C wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Baca Juga

Dilansir Middle East Monitor pada Kamis (20/5), warga Palestina yang mencoba memasuki kembali daerah Sheikh Jarrah mendapatkan pelecehan. Kartu identitas mereka diperiksa dan mereka tidak diberi jalan masuk ke rumah mereka. Israel juga memberlakukan jam malam kepada warga Palestina.

Para pemukim ilegal Yahudi bisa keluar dan masuk dengan bebas di wilayah Sheikh Jarrah. Sebagian besar dari mereka dipersenjatai senapan dan pisau. Situasi tersebut membuat warga Palestina hidup dalam ketakutan.

Wartawan Sky News dan CNN diserang oleh pasukan pendudukan Israel saat melaporkan kecelakaan mobil di sebuah pos pemeriksaan Israel, di mana seorang pemuda Palestina terbunuh pada Ahad (16/5). Pasukan pendudukan juga menggunakan air sigung untuk membubarkan pengunjuk rasa Palestina di daerah tersebut.

Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada 10 Mei sebagai pembalasan atas tindakan Israel yang merampas hak warga Palestina untuk beribadah di masjid al-Aqsa selama bulan ramadan. Selain itu, Israel juga telah mengusir paksa warga Palestina yang tinggal di wilayah Sheikh Jarrah.

Sejak saat itu, Hamas dan Israel saling melakukan serangan dengan intensitas tinggi. Sekitar 4.000 roket telah ditembakkan dari Gaza sejak 10 Mei. Sebagian besar dari tembakan roket itu telah dicegat oleh pertahanan rudal Israel. Konflik juga telah meluas ke perbatasan Israel-Lebanon dan memicu kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.

Hampir 450 bangunan di Gaza yang berpenduduk padat telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer, dan lebih dari 52.000 warga Palestina telah mengungsi. Sedikitnya 21 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki telah gugur dalam bentrokan dengan pasukan Israel. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 227 warga Palestina telah gugur dalam serangan Israel termasuk 64 anak-anak dan 38 perempuan sejak 10 Mei.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement