Dalam pernyataannya selama di Amerika Serikat, Mosab menyatakan bahwa Hamas selalu menyiksa dan membunuh ratusan narapidana. Dalam pengisahannya, Hamas disebut menyiksa dengan cara menusukan jarum ke bawah kuku para tahanan dan membungkus tubuh narapidana dengan plastik yang terbakar.
“Saya tidak akan pernah melupakan teriakan mereka. Saya mulai bertanya pada diri saya sendiri. Bagaimana jika Hamas berhasil menghancurkan Israel dan membangun negara. Akankah mereka menghancurkan orang-orang kita dengan cara ini? ” tanya dia.
Lanjut dia, meski Hamas secara demokratis dipilih oleh warga Palestina di Gaza pada 2006, Mosab Yousef mengatakan, kelompok itu tidak sepopuler yang mungkin terlihat dari cuplikan berita. “Diamnya mayoritas Gaza bukan karena mereka mendukung Hamas, tapi karena mereka takut pada Hamas,” ujarnya.
Terlepas dari kisah itu, nyatanya, Mosab Yousef bukan satu-satunya pembelot dari Hamas yang kemudian membela Israel. Pasalnya, adik lelaki Mosab Yousef, Suheib Yousef, juga mengikuti jejak Mosab dengan membelot dari Hamas pada 2019 kemarin.
Dalam wawancara dengan media Israel, Suheib mengaku muak dengan korupsi di kelompok tersebut dan menyebutnya ‘organisasi teror rasis yang berbahaya bagi rakyat Palestina’.