Selasa 08 Jun 2021 05:07 WIB

Komunitas Muslim Norwich Merasa Diterima Baik Masyarakat

Masyarakat menerima baik Komunitas Muslim Norwich.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Komunitas Muslim Norwich Merasa Diterima Baik Masyarakat. Foto:  Masjid  Burton berada di kawasan Central Jamia Rizvia yang berada di Jalan Uxbridge, Inggris.
Foto: google.com
Komunitas Muslim Norwich Merasa Diterima Baik Masyarakat. Foto: Masjid Burton berada di kawasan Central Jamia Rizvia yang berada di Jalan Uxbridge, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID,tNORWICH -- Rentetan insiden rasis baru-baru ini di kota Norwich, Inggris, tidak lantas membuat komunitas Muslim di kota itu merasa khawatir. Anggota pengurus masjid di kota sebelah timur laut London itu mengatakan bahwa komunitas Muslim di sana merasa sangat didukung dan diterima dengan baik oleh masyarakat luas.

Komentar itu muncul setelah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Palestina bulan lalu, yang menurut badan amal anti-rasisme telah turut memicu peningkatan kejahatan berlatar kebencian agama.

Baca Juga

Dalam kasus di Norwich, pada 14 Mei 2021 lalu anggota Sinagoga Adat Yeshua Messianic di Essex Street tiba-tiba menemukan swastika yang dioleskan di pintunya. Tak lama berselang, pada 15 Mei 2021 grafiti Islamofobia disemprotkan dengan cat kuning di trotoar dekat Masjid Pusat Norwich dan Pusat Komunitas Islam di Aylsham Road.

Terlepas dari insiden rasis demikian, sekretaris Masjid Pusat Norwich, Sirajul Islam (52), mengungkapkan bahwa komunitasnya merasa 'terpisah' dari peristiwa yang terjadi di luar negeri. Dia ingin orang-orang Norwich dapat membuat perbedaan yang sama.

 

Islam mengatakan, sulit untuk mengomentari seberapa besar apa yang terjadi di tempat lain mempengaruhi apa yang orang pikirkan di Norwich. Sebab dua kali dalam dua bulan terakhir ini, masjid tersebut mengalami insiden grafiti dan tahun sebelumnya masjid mengalami serangan upaya pembakaran. Namun, menurutnya, mereka yang bertanggung jawab atas insiden demikian merupakan minoritas yang sangat kecil dari orang-orang bodoh.

"Muslim di sini tidak ada hubungannya dengan apa yang telah terjadi atau tengah terjadi di Timur Tengah. Kami merasa terpisah dari itu. Ini adalah rumah kami, dan kami memiliki hubungan yang baik dengan tetangga kami," kata Islam, dilansir di Eastern Daily Press, Senin (7/6).

Meningkatnya kejahatan kebencian itu menurut Islam lantaran orang-orang yang mendapatkan begitu banyak informasi melalui media sosial tentang apa yang terjadi di dunia, dan kemudian bereaksi di negara mereka. Namun secara umum, Islam mengaku komunitas Muslim telah mendapat curahan dukungan baru-baru ini. Muslim di sana dikatakannya telah melakukan protes terhadap rezim di Israel bersama orang-orang dari semua lapisan masyarakat.

"Masih ada insiden Islamofobia, dan masing-masing terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan saya katakan komunitas kami merasa sangat diterima," ujarnya.

Wali Masjid Pusat Norwich sekaligus anggota dewan kota Costessey, Iftekhar Alam (45), mengatakan akan selalu ada beberapa orang yang menolak untuk dididik.

Di masjid lama di Rose Lane, misalnya, mereka biasa mendapati orang-orang memecahkan jendela dan melempari mereka dengan batu.

"Hal-hal itu memang membuat kami khawatir, tetapi pada akhirnya orang-orang sangat ramah di sini," katanya.

Sementara itu, Tell MAMA, sebuah kelompok pemantau Islamofobia, mencatat 56 insiden anti-Muslim antara 8 Mei dan 17 Mei 2021 secara nasional. Sementara Community Security Trust, yang memantau anti-Semitisme, mencatat 116 insiden antara 8 Mei dan 19 Mei 2021, dibandingkan masing-masing 13 dan 19 pada pekan sebelumnya. (Kiki Sakinah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement