Jumat 11 Jun 2021 02:05 WIB

Pemkot Bogor Akan Adakan Pertemuan Dengan 144 Ponpes

Pemkot Bogor akan bertemu ratusan pengelola ponpes untuk berkoordinasi terkait Covid

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Esthi Maharani
Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor berdiri di dekat pintu gerbang masuk Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Madani di Kelurahan Harjasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/6/2021). Sebanyak 65 santri dan pengurus di Ponpes itu terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes swab PCR yang saat hendak memulai pembelajaran tatap muka sehingga Ponpes tersebut ditutup untuk sementara waktu.
Foto: ANTARA/Arif Firmansyah
Anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor berdiri di dekat pintu gerbang masuk Pondok Pesantren (Ponpes) Bina Madani di Kelurahan Harjasari, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (8/6/2021). Sebanyak 65 santri dan pengurus di Ponpes itu terkonfirmasi positif COVID-19 setelah menjalani tes swab PCR yang saat hendak memulai pembelajaran tatap muka sehingga Ponpes tersebut ditutup untuk sementara waktu.

IHRAM.CO.ID, BOGOR— Munculnya klaster pondok pesantren (ponpes) di Ponpes Bina Madani, Harjasari, Bogor Selatan membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor khawatir terjadi hal serupa di ponpes lain. Oleh karena itu, Pemkot Bogor melakukan pemetaan dan akan melakukan pertemuan bersama ratusan pengelola ponpes di Kota Bogor untuk berkoordinasi.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim memaparkan, setidaknya ada 144 ponpes yang sudah terdata oleh Pemkot Bogor. Rencananya, besok, Jumat (11/6) Pemkot Bogor akan mengadakan pertemuan dengan para pengelola ponpes. Antara lain untuk memastikan seluruh santri dari luar Kota Bogor telah melaksanakan swab test antigen.

“Ini juga masih ada beberapa kekhawatiran kita. Kita sudah memetakan dari 144 pesantren yang ada di Kota Bogor. Besok akan kita laksanakan pertemuan untuk memastikan bahwa semua santri yang kembali masuk ke Kota Bogor dari wilayah-wilayah asal mereka dipastikan akan di-rapid test antigen. Kalau memang positif akan dilanjutkan tes PCR. Untuk mengamankan semua,” kata Dedie kepada Republika, Kamis (10/6).

Dedie mengatakan, adanya klaster ponpes merupakan salah satu bentuk kekhawatiran Pemkot Bogor, terkait tidak dipatuhinya larangan mudik yang dibuat pemerintah pusat pada lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah. Sebab, kegiatan mudik sangat berisiko tinggi akan penularan Covid-19.

“Buktinya sekarang, anak-anak di Pesantren Bina Madani, yang kembali ke daerah masing-masing dan kembali lagi ke Kota Bogor membawa virus. Akibatnya, ada 65 orang yang terpapar Covid-19,” ucap Dedie.

“Mohon maaf, yang akhirnya repot kan Pemkot Bogor juga. Kita harus distribusikan, bawa semua ke pusat isolasi kita yang ada di BPKP Ciawi,” lanjutnya.

Terpisah, Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, dalam penanganan klaster di Pesantren Bina Madani, Satgas Covid-19 bekerjasama dengan pihak ponpes untuk membatasi aktivitas di sana.

Di antaranya, Susatyo mengatakan, selama masa karantina, di ponpes tersebut tidak diperbolehkan adanya interaksi atau kerumunan lebih dari tiga jam. Tak hanya itu, diterapkan jam malam dimana aktivitas hanya diperbolehkan maksimal hingga pukul 20.00 WIB.

“Kita bekerjasama dengan pihak pondok pesantren. Kalau yang positif itu kita angkut. Maka kita harus lakukan treatment bagi yang sehat dengan memberikan asupan makanan.  Tidak boleh ada orang berkerumun lebih dari tiga jam, dan pukul 20.00 WIB sudah melaksanakan jam malam,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement