Selasa 15 Jun 2021 20:55 WIB

Kebun Raya Alfred Heilbronn Istanbul

Didirikan akademisi Yahudi yang melarikan diri dari rezim Nazi pada 1935

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Subarkah
Kebun Raya Alfred Heilbronn Istanbul.
Foto: google.com
Kebun Raya Alfred Heilbronn Istanbul.

IHRAM.CO.ID, ISTANBUL -- Kota tua Istanbul memiliki sejumlah destinasi menarik, mulai dari Hagia Sophia, Menara Beyazit dan Tiang Konstantin. Selain itu, di Istanbul ada Kebun Raya Alfred Heilbronn (Alfred Heilbronn Botanical Garden).

Dilansir dari laman Middle East Eye pada Selasa (15/6), Kebun itu terletak di dekat makam arsitek besar Kekaisaran Ottoman Mimar Sinan (1490-1588) dan Masjid Suleymaniye abad ke-16. Selama beberapa dekade, kebun raya telah menjadi oasis perkotaan.

Itu didirikan oleh akademisi Yahudi yang melarikan diri dari rezim Nazi pada 1935. Taman itu saat ini memiliki lebih dari 5.000 spesies tanaman di lahan seluas 15 ribu meter persegi, serta pemandangan Golden Horn dan Galata Tower yang menakjubkan.

"Kami biasa pergi ke sana dan piknik, dan menikmati pemandangan yang indah," kata seorang peneliti dan arsitek yang beralih menjadi seniman, Dilsad Aladag.

Aladag juga telah mendokumentasikan sejarah di balik taman untuk membantu melestarikan ingatannya, bersama rekannya Eda Aslan. "Itu adalah tempat yang membebaskan, dari semua masalah yang menyesakkan yang kami tangani sebagai warga Istanbul dan sebagai mahasiswa universitas saat itu", kata dia.

Aladag dan Aslan, yang juga seorang seniman, telah mengunjungi taman selama bertahun-tahun, baru-baru ini mengetahui bahwa taman itu berisiko rusak.

Selama bertahun-tahun Mufti Istanbul melakukan berbagai upaya untuk membelinya dari pemiliknya, Universitas Istanbul, dan memindahkannya ke lokasi lain. Mufti merupakan badan yang mengatur para imam-masjid, dan markasnya berdekatan dengan taman.

Walking in the Rock Garden at Kew Botanical Gardens London - YouTube

Sementara, universitas pada awalnya menerima permintaan ini. Rencana itu terganggu ketika protes anti-pemerintah massal nasional muncul, menyusul upaya untuk menggantikan Taman Gezi Istanbul dengan pusat perbelanjaan pada 2013.

Penduduk setempat menentang rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membangun kembali barak era Ottoman di taman. Itu akan berfungsi sebagai mal, mirip dengan yang dulu berada di situs yang sama sampai tahun 1940-an. Mereka berargumen bahwa Istanbul tidak membutuhkan pusat perbelanjaan lain, dan menyerukan untuk menyelamatkan ruang hijau yang langka di pusat kota.

Dalam suasana ketegangan ini, pengalihan kebun raya akan menjadi titik perdebatan lain di antara para aktivis Taman Gezi. Hal ini menyebabkan pemerintah dan universitas menghentikan rencana mereka.

Namun, pada 2018 universitas akhirnya menyerahkan properti tersebut ke Mufti. Lalu taman tersebut telah ditutup untuk pengunjung semenjak saat itu, kecuali untuk kunjungan luar biasa yang telah diatur sebelumnya. Taman ini diyakini tidak terawat dengan baik, kondisinya sudah memburuk sebelum ditutup. Nasib banyak tanaman berharga tidak diketahui. Hal ini menjadi perhatian bagi aktivis lingkungan dan akademisi.

"Sudah sangat jelas sejak 2017 bahwa kebun itu bisa dihancurkan. Itu sebabnya kami memutuskan untuk melakukan sesuatu," kata Aladag.

"Kami ingin menyelidiki sejarah taman ini, mendokumentasikan perkembangannya dan merekamnya dengan gambar, video, wawancara, bahkan dengan pameran seni," lanjut dia.

Dalam sebuah pernyataan kepada MEE, Mufti Istanbul mengatakan bahwa mahasiswa Universitas Istanbul, berkoordinasi dengan departemen biologi, masih dapat mengunjungi taman.

"Satu personel dari departemen biologi dan dua personel dari Mufti menjaga kebun. Taman ditutup untuk umum karena rekonstruksi gedung administrasi. Tapi kunjungan luar biasa bisa dilakukan dengan dikawal oleh pihak keamanan," sebut pernyataan itu.

 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement