Hanya 24 jam setelah pendaftaran online dibuka, lebih dari 450 ribu permintaan tiba, sebagaimana dikonfirmasi oleh kementerian haji dan umrah. Dari jumlah tersebut, 60 persen adalah pria dan 40 pereen adalah wanita.
Hanya 60 ribu umat dengan kewarganegaraan atau izin tinggal di kerajaan Saudi yang akan dapat mengakses. Prioritas akan diberikan kepada orang-orang di atas 50 tahun yang belum pernah memiliki kesempatan melakukan haji sejauh ini. Pendaftaran harus diselesaikan paling lambat 23 Juni mendatang.
Setiap tahun jutaan umat beriman mengunjungi tempat-tempat suci Islam di Makkah dan Madinah selama tujuh hari. Bagi Arab Saudi ini bukan hanya acara keagamaan, tetapi dorongan ekonomi yang sangat besar karena diperkirakan setidaknya 12 miliar dolar AS terkait wisata religi masuk ke pundi-pundi Kerajaan.
Sementara pada Maret tahun lalu, selama tahap awal pandemi, Saudi meminta agar perjalanan ke tempat-tempat suci ditangguhkan. Namun, setelah beberapa minggu, pihak berwenang telah memberikan 10 ribu izin kepada orang Saudi dan orang asing dengan tempat tinggal, dibandingkan dengan seribu yang diasumsikan pada awalnya. Ini adalah ziarah yang dilonggarkan dan untuk pertama kalinya di zaman modern dilarang bagi umat Islam di luar negeri.
Arab Saudi sering secara politis mengeksploitasi izin untuk mencapai Makkah. Selama bertahun-tahun orang-orang Suriah dilarang bepergian ke kota suci umat Islam.
Krisis antara Riyadh (Sunni) dan Teheran (Syiah), yang masih berlangsung antara dua kekuatan besar regional, pada 2016 secara efektif memblokir perjalanan warga Iran ke kerajaan. Di masa lalu, kepemimpinan Riyadh menjadi sasaran beberapa imam yang mengklaim pemerintah Saudi menggunakan uang dari wisata religi untuk membiayai terorisme.