IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Akselerasi pemenuhan kelengkapan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah memerlukan satu pemahaman bersama dan konsolidasi kuat antarpemangku kebijakan. Maka, Dewan Pakar Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (PP MES) berinisiatif menggelar forum diskusi bulanan dengan nama Muhadatsah Dewan Pakar MES.
Forum bertemunya segenap Dewan Pakar PP MES ini secara perdana digelar pada Sabtu (3/7) secara virtual dengan mengangkat tema 'Peran Bank Syariah dalam Sektor Sustainable Halal Food dan Sustainable Fashion'. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Bank Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pakar PP MES Perry Warjiyo memberikan beberapa arahan.
Ia menyampaikan, forum muhadatsah menjadi media wakaf ilmu bagi seluruh Dewan Pakar PP MES guna menyumbangkan ilmu, gagasan, serta ide bermanfaat bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. “Forum muhadatsah ini media untuk berwakaf, mari kita wakafkan waktu dan ilmu kita demi kembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Kita jadikan forum muhadatsah ini sebagai ajang silaturrahim sekaligus penyalur gagasan yang membawa manfaat bagi umat," ujarnya.
Rangkaian forum muhadatsah itu dilanjut dengan sesi inti yaitu pemaparan materi oleh dua narasumber yaitu Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) yang juga Bendahara Umum PP MES Hery Gunardi dan Chairman Indonesia Halal lifestyle Center yang juga sebagai anggota Dewan Pakar PP MES Sapta Nirwandar. Lalu dipandu oleh Mulya Effendi Siregar sebagai Dewan Pakar PP MES sekaligus Komisaris Utama BSI.
Herry menjelaskan tentang pentingnya peran bank syariah dalam penguatan ekosistem halal food dan halal fashion berkelanjutan. Dirinya memaparkan, potensi industri halal Indonesia yang dapat dibiayai oleh bank syariah bisa mencapai kisaran angka antara Rp 420 triliun hingga Rp 714 triliun.
“Potensi Industri halal yang mampu kita biayai di kisaran angka 420 hingga 714 triliun. Hanya saja dalam realisasinya masih di bawah potensi minimum," tutur dia.
Dirinya kemudian menuturkan, ke depannya pihaknya akan mengembangkan secara masif berbagai pola kemitraan dengan berbagai pihak. Tujuannya agar bank syariah dalam hal ini BSI bisa berperan lebih dalam penguatan halal value chain di Indonesia.
Sapta Nirwandar pun menambahkan, tentang potensi industri halal global saat ini yang didominasi oleh halal food dan halal fashion. “Memang kita telah melakukan penelitian, dan hasilnya terbukti food dan fashion menjadi dua sektor yang mendominasi. Untuk food sendiri pada masa pendemi seperti sekarang kebutuhannya naik. Oleh karena itu wajar jika saat ini kita perlu fokuskan ke sektor halal food, halal labeling menjadi kebutuhan yang sangat penting," jelas dia.
Ia menuturkan, saat ini Indonesia memang menjadi pusat Industri halal, tapi dalam posisi sebagai konsumen. Dirinya menjelaskan, negara non-Muslim masih menjadi penyuplai utama bahkan bagi berbagai negara Organization of Islamic Cooperation (OIC) dengan peringkat pertama eksportir produk halal yakni Brazil, dengan 16,2 miliar dolar AS, diikuti India dengan nilai ekspor sebesar 14,4 miliar dolar AS.
“Memang kita ini jadi negara top di sektor industri halal, tapi sebagai consumer. Indonesia menjadi konsumen halal food peringkat pertama sebesar 114 miliar dolar AS,” ujar Sapta.
Forum muhadatsah kemudian disambung dengan diskusi dan tanggapan dari dua Dewan Pakar PP MES, Riawan Amin dan Adiwarman Karim. Keduanya secara bergantian memberikan tanggapan atas dua topik diskusi yang telah disampaikan.
Riawan Amin dalam tanggapannya menekankan pentingnya sinergi antar bank, tidak hanya bank syariah, tapi juga dengan bank konvensional. “Bahwa kita harus berjamaah dalam persoalan food dan fashion ini. Ini perlu ditekankan sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Wakil Presiden RI dalam Global Islamic Forum 2019 yaitu melakukan sinergi dengan bank konvensional," tegas dia.
Pada sisi lain, Adiwarman Karim dalam merespon diskusi yang berlangsung menjelaskan tiga hal penting yang harus dipahami oleh para pejuang ekonomi dan keuangan Syariah. “Hal pertama yang harus kita pahami yaitu keberhasilan dari ekonomi syariah adalah ketika bank konvensional mengadopsi cara-cara ekonomi syariah. Kedua, menghadirkan ekonomi syariah secara bertahap harus melalui pilot project," ujar dia.
Terakhir, lanjutnya, perlu mencari kesamaan fungsi dari ekonomi syariah kemudian diberikan fitur pembeda. "Ini menjadi hal penting," ujarnya.
Muhadatsah Dewan Pakar PP MES ini menjadi forum diskusi bulanan yang didesain semi FGD untuk merumuskan solusi dan gagasan atas isu ekonomi dan keuangan Syariah nasional. Melalui forum ini diharapkan dapat tersusun policy paper yang akan disampaikan kepada pihak-pihak terkait sebagai bagian dari kontribusi nyata Dewan Pakar PP MES atas usaha pengembanan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. (Iit Septyaningsih)