Selasa 06 Jul 2021 15:49 WIB

Akan Main di Area Pendudukan, Palestina Kecam FC Barcelona

FC Barcelona dan klub Israel akan bermain di wilayah pendudukan Yerusalem.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Akan Main di Area Pendudukan, Palestina Kecam FC Barcelona. FILE - Dalam foto arsip 19 Juni 2021 ini, para demonstran Palestina mengibarkan bendera Palestina selama protes di gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem. Warga Palestina dan pemukim Yahudi saling melemparkan batu, kursi, dan kembang api semalaman di lingkungan Yerusalem yang tegang di mana kelompok pemukim berusaha mengusir beberapa keluarga Palestina, kata para pejabat Selasa, 22 Juni.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Akan Main di Area Pendudukan, Palestina Kecam FC Barcelona. FILE - Dalam foto arsip 19 Juni 2021 ini, para demonstran Palestina mengibarkan bendera Palestina selama protes di gerbang Damaskus di luar Kota Tua Yerusalem. Warga Palestina dan pemukim Yahudi saling melemparkan batu, kursi, dan kembang api semalaman di lingkungan Yerusalem yang tegang di mana kelompok pemukim berusaha mengusir beberapa keluarga Palestina, kata para pejabat Selasa, 22 Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengecam keputusan klub sepak bola profesional Spanyol Barcelona yang melakukan pertandingan persahabatan melawan klub sepak bola Israel Beitar. Kecaman ini karena dua klub tersebut akan bermain di wilayah pendudukan Yerusalem pada Agustus mendatang.

PFA meminta klub Spanyol tersebut mempertimbangkan kembali pemilihan tempat pertandingan. Mereka menjelaskan sangat menghormati hak federasi sepak bola dan klub untuk memainkan pertandingan persahabatan dengan klub pilihan mereka, di bawah payung federasi mana pun.

Baca Juga

Kendati begitu, Asosiasi menekankan dengan memainkan pertandingan di wilayah Yerusalem yang diduduki, FC Barcelona akan secara langsung melanggar hak-hak Asosiasi Sepak Bola Palestina. Karena seharusnya Yerusalem Timur tidak berada di bawah yurisdiksi Asosiasi Sepak Bola Israel, tempat Klub sepak bola Beitar berada.

Dilansir dari Wafa News, PFA menegaskan kembali rasa hormatnya terhadap keinginan FC Barcelona bermain melawan tim pilihannya. Terlebih klub tersebut punya catatan sejarah yang menunjukkan keinginan perdamaian di tanah Palestina.

"Kami ingat 2013, ketika klub, yang terkenal dengan moto "Lebih dari Sekedar Klub", melakukan tur yang mencakup Palestina dan Israel dengan pesan perdamaian yang dapat dimengerti untuk keduanya. Hari ini, pesan tersebut tampaknya tidak jelas bagi jutaan orang  dari Palestina, jutaan orang Arab dan seluruh bangsa di dunia, dan mereka yang percaya pada perlunya mengambil sikap tegas melawan rasialisme," kata PFA dalam sebuah pernyataan.

Beitar Club disebut juga tidak pernah menurunkan pemain Muslim atau Arab. Dua pemain asal Bosnia dan Chechnya yang pernah bermain untuk klub tersebut di masa lalu menjadi sasaran pelecehan rasialis oleh penonton, yang memaksa mereka meninggalkan klub.

Sekelompok penggemar berat Beitar, yang dikenal sebagai La Familia, yang bepergian dengan tim terus-menerus menghadiri semua pertandingan. Mereka terkenal dengan kekerasan rasialis dan nyanyian slogan anti-Arab dan Muslim selama pertandingan. Ini terkait langsung dengan tindakan vandalisme, terorisme, dan kekerasan terhadap warga Palestina.

"Sementara kami menegaskan kembali komitmen kami tidak ikut campur dalam penyelenggaraan pertandingan persahabatan antara asosiasi atau klub sepak bola, kami tidak dapat gagal untuk menunjukkan betapa mengecewakannya penyelenggaraan pertandingan ini bagi jutaan orang Palestina dan Arab dan bagi banyak orang yang masih percaya. Terutama dalam prinsip dasar sepak bola kesetaraan dan non-diskriminasi, dan percaya sepak bola berkewajiban mengambil sikap melawan rasialisme," kata PFA.

PFA mengatakan telah menerima ratusan keberatan baik dari klub atau penggemar atas diadakannya pertandingan ini, serta panggilan untuk menyampaikan pesan kepada FC Barcelona tentang betapa sulitnya melihat klub yang mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan kesetaraan saat bermain. Terlebih permainan dilakukan di Yerusalem yang diduduki, di sebuah stadion yang dibangun di atas reruntuhan desa Palestina al-Malha.

Penduduk desa tersebut diusir secara paksa dan mengungsi di kamp-kamp pengungsi. "Bagi orang-orang itu, FC Barcelona bermain di kuburan nenek moyang mereka," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement