Meskipun peradabannya adalah Himyar, tetapi sebutan rajanya adalah raja Saba dan Dzu Raydan yang kemudian dikenal dengan sebutan Qataban. Orang Himyar menjadi pewaris budaya dan perdagangan Saba-Minea. Setelah Sana'a diduduki oleh Penguasa Abissinia, Sana'a dijadikan kota suci untuk keagamaan dengan mendirikan katedral untuk menyaingi Mekah.
Penguasa Abissinia mengincar kota Mekah, karena ibadah haji itu menjadi sumber pendapatan terbesar bagi yang tinggal di kota itu. Di bawah pipinan Abrahah dengan pasukan gajah menyerang Mekah pada saat kelahiran Nabi Muhammad saw. Pasukan gajah tersebut dihancurkan oleh kerikil kecil (sijjil) seperti yang disebutkan dalam Al-Quran Surat Al Fiil.
Pada 628 M atau tahun ke-6 setelah Hijrah, gubernur Persia kelima di Yaman, Badhan, dan diikuti penduduk Sana'a memeluk Islam. Rasulullah saw menginstruksikan untuk membangun masjid pada tempat yang strategis dan juga membuka tempat untuk sholat di luar Sana'a.
Sejak awal pemerintahan Khalifah Islam hingga saat ini Sana'a masih tetap menjadi ibukota Yaman dan menjadi pusat perkembangan Islam. Kota tersebut juga terdapat lebih dari 103 masjid, 14 kamar mandi dan lebih dari 6.000 rumah kuno yang dibangun sebelum abad ke sebelas Masehi.