Kamis 22 Jul 2021 10:10 WIB

KH Zainuddin MZ, Kisah Sang Dai Sejuta Umat (I)

Media massa mendaulatnya sebagai Dai Sejuta Umat.

KH Zainuddin MZ
Foto:

Ternyata, kakeknya lebih menginginkan anak ini menimba ilmu-ilmu agama. Karena itu, cucunya itu di masukkan ke Madrasah Ibtidaiyah Manarul Islam. Karena ditempatkan di kelas lima, Udin merasa ini sebuah kemunduran.

Selain itu, dia juga kaget dengan sistem yang ada. Sebab, belum pernah sebelumnya dia mempelajari buku-buku berbahasa Arab. Di sekolah ini, materi pengajaran agama mencakup 70 persen dari total kurikulum.

Apa daya, Udin tidak begitu unggul di sini. Namun, guru-gurunya tetap bersimpati kepadanya. Atas saran mereka pula, dia secara diam-diam mengikuti tes masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Ma'arif.

Lembaga yang berlokasi di Cipete, Jaksel, itu didirikan tokoh kenamaan Nahdlatul Ulama (NU) KH Idham Chalid. Di antara teman-teman setingkatnya adalah Tutty Alawiyah dan Suryani Taher—kelak keduanya juga aktif di dunia dakwah. Udin akhirnya lolos ujian tersebut.

Di asrama Darul Ma'arif, dia mulai serius mempelajari kitab-kitab klasik serta mengaji Alquran dan sunah. Udin terlibat aktif dalam setiap diskusi pelajaran.

Teman-temannya juga kian bertambah dari hari ke hari. Malahan, anak ini terkenal sebagai tukang dongeng muda karena kegemarannya menceritakan bacaan-bacaan sastra. Sejak SD, Udin memang sudah melahap banyak buku sastra, semisal novel-novel karya Buya Hamka, Marah Rusli, dongeng 1001 malam khas khazanah Arab klasik, dan cerita silat Kho Ping Hoo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement