Senin 02 Aug 2021 22:50 WIB

RI Dorong ASEAN Beri Bantuan Kemanusiaan ke Palestina

Bantuan kemanusiaan untuk Palestina dapat dilakukan secara kolektif bersama UNRWA

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Seorang pemuda Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.
Foto: AP/Adel Hana
Seorang pemuda Palestina berjalan di antara puing-puing sebuah bangunan yang runtuh setelah terkena serangan udara selama perang 11 hari antara penguasa Hamas Gaza dan Israel Mei lalu, di Kamp Pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Senin, 12 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Indonesia mendorong negara-negara ASEAN untuk dapat memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi kepada para Menlu ASEAN dalam pertemuan Menlu ASEAN (AMM) ke-52 yang diselenggarakan secara virtual, Senin (2/8).

"Dalam agenda lain pembasahan di AMM, kami membahas keinginan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA) untuk bekerja sama dengan ASEAN," ujar Menlu Retno dalam jumpa pers secara virtual dari Amerika Serikat (AS), Senin (2/8).

Baca Juga

Dia mengatakan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina dapat dilakukan secara kolektif oleh ASEAN melalui kerja sama dengan UNRWA. Langkah ini juga menindaklanjuti pertemuan Sekretaris Jenderal ASEAN Commissioner dan General UNRWA pada Juni lalu.

"Saya juga mendorong dilakukannya pembahasan mengenai situasi kemanusiaan di Palestina dalam pertemuan ASEAN dengan negara-negara mitra," ujar Menlu.

Seperti diketahui UNRWA sedang mengalami krisis keuangan. Hal itu dikatakan Lynn Hastings, wakil koordinator khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah pada akhir Juli lalu.

Dalam pernyataannya kepada Dewan Keamanan PBB, Hastings menyampaikan keprihatinan tentang situasi keuangan di UNRWA. Dia mengatakan kekurangan yang diproyeksikan di bawah Anggaran Programnya berjumlah 100 juta dolar AS pada Rabu (28/7).

"Badan ini (UNRWA) juga menghadapi krisis arus kas yang berisiko berdampak pada kelancaran pembukaan tahun ajaran sekolah bagi setengah juta anak perempuan dan laki-laki di Gaza," kata Hastings.

Dia memperingatkan tidak adanya Anggaran Program yang didanai penuh juga melemahkan kapasitas UNRWA untuk melakukan kegiatan kemanusiaan dan pemulihan awal yang sangat dibutuhkan di Gaza. Serangan 11 hari Israel pada Mei silam mendatangkan malapetaka pada ekonomi di Gaza dan semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang ada.

Setidaknya 260 warga Palestina gugur dan ribuan lainnya terluka dalam serangan udara Israel. Tiga belas warga Israel tewas oleh tembakan roket Palestina dari Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement