Rabu 04 Aug 2021 05:59 WIB

Ekspansi Ottoman Wilayah Eropa Penuh Darah? Ini Kata Gulen

Gulen membantah ekpansi Ottoman ke wilayah Eropa dipenuhi darah

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Gulen membantah ekpansi Ottoman ke wilayah Eropa dipenuhi darah. Sultan Muhammad Al Fatih memimpin bala tentara Ottoman.
Foto: google.com
Gulen membantah ekpansi Ottoman ke wilayah Eropa dipenuhi darah. Sultan Muhammad Al Fatih memimpin bala tentara Ottoman.

REPUBLIKA.CO.ID, — Sejak berhasil menguasai Konstantinopel, Turki Utsmaniyah atau Ottoman bertransformasi menjadi kekuatan utama Islam di seluruh dunia, khususnya kawasan pesisir Mediterania. 

Dalam menjalankan politik ekspansi, kesultanan tersebut tidak melulu menggunakan cara-cara militeristik, tetapi juga berupaya menarik simpati masyarakat lokal. Salah satu contohnya diceritakan Fethullah Gulen dalam bukunya, Cahaya Abadi Muhammad SAW: Kebanggaan Umat Manusia.

Baca Juga

Dalam perjalanan menuju suatu medan pertempuran, dia menjelaskan, para pasukan Utsmaniyah kerap menggantungkan berbagai macam buah-buahan yang mereka bawa di dahan-dahan pohon yang dilewati nya.

Seiring waktu, pasukan tersebut berhasil menaklukkan hati penduduk wilayah yang akan mereka kuasai, alih- alih menekan mereka dengan kekuatan senjata. 

Menurut Gulen, cara-cara seperti itu membuat Ottoman berhasil menguasai banyak negeri di Eropa, khususnya Semenanjung Balkan, hingga ratusan tahun. Apalagi, Benua Biru kala itu masih panas akan dendam kesumat Perang Salib.

Pada faktanya, perang tersebut tidak hanya memperhadapkan antara Salibis dan Muslim, tetapi juga, bahkan terutama-sesama Kristen, yakni kaum Latin (Roma) dan Yunani (Konstantinopel).

Sebut saja, Penjarahan Konstantinopel yang terjadi dalam Perang Salib IV pada 1204. Sejarawan Yunani Speros Vryonis mengatakan, seperti dikutip Graham E Fuller dalam A World Without Islam(2010), kebencian kaum Yunani terhadap Roma memuncak akibat peristiwa nahas itu. Bahkan, mereka meyakini bahwa pasukan Ottoman, seandainya berhasil merebut kota itu, tidak akan berlaku sekejam orang-orang Kristen Latin tersebut. 

Dan, memang benar demikian. ...

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement