Selasa 24 Aug 2021 09:00 WIB

Kaitan Sumpah untuk Makkah di Surat Al Balad dengan Al Fajr

Akhir surat Al Fajr mempunyai kaitan dengan awal Surat Al Balad

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Akhir surat Al Fajr mempunyai kaitan dengan awal Surat Al Balad. Ilustrasi Makkah
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Akhir surat Al Fajr mempunyai kaitan dengan awal Surat Al Balad. Ilustrasi Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Makkah sudah nyata sebagai kota termulia setelah Yastrib sekarang Kota Madinah. Begitu dimuliakannya Makkah ini Allah SWT sampai bersumpah untuk kota tersebut.  

Sumpah Allah SWT kepada Makkah diabadikan dalam surat Al Balad ayat pertama yang artinya. لَا أُقْسِمُ بِهَٰذَا الْبَلَدِ "Aku bersumpah dengan negeri ini (Makkah)." 

Baca Juga

Prof Qurasiy Shihab mengatakan, ayat pertama Al Balad masih ada kaitannya dengan akhir surat Al Fajr. Di mana surat Al Fajr menyebutkan tentang surga yang merupakan tempat terbaik yang dihuni makhluk. 

"Apalagi surga yang disebut di sana dinisbahkan kepada Allah (surga-Ku) yang mengisyaratkan bahwa dia adalah surga yang tertinggi. Hal itu setelah sebelumnya menyebut tentang jiwa yang tenang (an-Nafs al-Muthma’innah)," demikian demikian pendapat Prof Quraisy Shihab dalam tafsirnya Al-Misbah.  

Nah pada awal surat ini, kata Prof Quraisy, Allah SWT bersumpah dengan kota yang termulia yakni Makkah dan jiwa yang termulia yakni Nabi Muhammad SAW. Demikian Al Biqa‘i menghubungkan awal surah ini dengan akhir surah yang lalu. Apapun hubungannya, ayat di atas bagaikan menyatakan:  

"Aku tidak bersumpah atau Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini yakni Makkah, dan yakni padahal engkau wahai Nabi Muhammad bertempat di kota Makkah ini. Kata ini dapat dipahami sebagai menafikan sesuatu yang disebut sesudahnya, seperti bunyi terjemahan di atas. 

Kata ini dapat juga menafikan sesuatu sebelumnya, atau yang tersirat dalam benak pengucapnya, dan dengan demikian anda berhenti pada kata tidak. Yakni tidak seperti yang kamu duga, lalu menyiratkan sesuatu dalam benak untuk dinafikan misalnya bahwa Kebangkitan tidak akan terjadi. Selanjutnya barulah dinyatakan: 

"Aku bersumpah dengan kota ini bahwa hal itu pasti terjadi. Bisa juga kata ''La"  dipahami sebagai berfungsi menguatkan sumpah dan dengan demikian ia diterjemahkan dengan Aku benar-benar bersumpah dengan kota ini."

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement