Ahad 12 Sep 2021 18:51 WIB

OKI Kutuk Tindakan Represif Israel ke Tahanan Palestina

Pasukan pendudukan Israel secara rutin menggunakan kekuatan berlebihan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Petugas polisi dan penjaga penjara memeriksa tempat pelarian penjara di luar penjara Gilboa di Israel utara, Senin, 6 September 2021. Pasukan Israel pada hari Senin melancarkan perburuan besar-besaran di Israel utara dan Tepi Barat yang diduduki setelah beberapa tahanan Palestina melarikan diri semalam. dari fasilitas keamanan tinggi dalam pelarian yang sangat langka.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk tindakan represif Israel terhadap tahanan dan warga Palestina. Hal itu disampaikan setelah enam tahanan Palestina melarikan diri dari Penjara Gilboa.

Komisi Independen Hak Asasi Manusia Permanen (IPHRC) OKI mengungkapkan, Layanan Penjara Israel telah mengirim banyak tahanan Palestina ke sel isolasi. Akses mereka ke layanan penting dibatasi. Menurut IPHRC, hal itu merupakan tindakan hukuman kolektif.

Baca Juga

“Tindakan pembalasan ini tidak proporsional dan tidak memiliki dasar hukum, dan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional,” kata IPHRC, dikutip laman kantor berita Palestina, WAFA, Ahad (12/9).

IPHRC mencatat, pasukan pendudukan Israel secara rutin menggunakan kekuatan berlebihan saat menangkap perempuan dan anak-anak Palestina. Operasi penangkapan pun kerap digelar tengah malam.

 

“Israel, kekuatan pendudukan, memiliki banyak kewajiban berdasarkan ketentuan hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter, terutama Pasal 76 Konvensi Jenewa Keempat tentang Perlindungan Orang Sipil di Saat Perang,” kata IPHRC.

 

Pada Sabtu (11/9) lalu, ribuan warga Palestina di Tepi Barat menggelar aksi solidaritas dan dukungan untuk enam warga Palestina yang melarikan diri dari penjara Israel. Aksi itu digelar di tengah kekhawatiran tentang kemungkinan Israel melakukan tindakan pembalasan terhadap ratusan tahanan politik Palestina di penjara mereka.

Sejak pekan lalu, lebih dari 4.500 tahanan politik Palestina di penjara Israel telah menghadapi kampanye represif. Mereka menghadapi perlakukan demikian setelah enam tahanan penyuara kemerdekaan Palestina kabur dari penjara Gilboa.

Sebagai respons atas aksi represif Layanan Penjara Israel, para tahanan politik Palestina membakar sel di dalam penjara Ofer dan Kzi’ot. Pembakaran merupakan bentuk protes mereka. Setelah kejadian itu, Israel banyak mengirim tahanan Palestina ke sel isolasi dan membatasi mereka ke akses layanan penting.

Sejauh ini, Israel masih memburu enam tahanan Palestina yang kabur. Empat di antaranya telah ditangkap kembali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement