Jumat 17 Sep 2021 04:11 WIB

Resolusi Muslim Bosnia Saat Perang Dunia II

Mayoritas penduduk Bosnia tetap netral, rentan dan tidak terlindungi selama perang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Muslim di Bosnia dan Herzegovina.
Foto:

Kenyataannya, mayoritas penduduk Bosnia tetap netral, rentan dan tidak terlindungi. Mereka menjadi sasaran penganiayaan dan pembunuhan, terutama oleh orang-orang Chetnik, yang membantai ribuan orang di Bosnia Timur dan di wilayah Sandzak di Serbia dan Montenegro. Banyak anggota elit mereka yang tersebar tidak setuju dengan kebijakan rezim baru. Namun penganiayaan terhadap orang Serbia, Yahudi, dan Roma memicu kecaman publik.

Tanggapan bersama dibuat dalam bentuk serangkaian resolusi yang diprakarsai dan ditandatangani oleh anggota Bosniak. Itu terdiri dari para ulama dan elit peradilan dan ekonomi, yang berusaha menjauhkan diri dari rezim Ustasha. Faktanya, sebagian besar orang yang benar-benar menandatangani resolusi ini sebenarnya adalah para Imam, anggota El-Hidaje, Asosiasi Ulama Muslim. 

"Tanggapan ini bersifat altruistik dan pada saat yang sama, pragmatis. Kurang terwakili dan tidak terlindungi, elit Bosniak juga menggunakan resolusi ini sebagai kesempatan untuk mencari otonomi Bosnia. Berharap dengan cara ini dapat meningkatkan posisi negara dan keamanan rakyat mereka," ucapnya.

Karcic mengatakan, sebanyak sembilan resolusi yang diketahui telah ditulis. Secara populer dinamai berdasarkan kota-kota di mana resolusi tersebut dikeluarkan, Prijedor, Sarajevo, Mostar, Banja Luka, Bijeljina, Tuzla, Zenica, Bosanska Dubica dan Bugojno. Masing-masing Resolusi ini berbeda dalam struktur, terminologi dan namun konsisten dalam tema utama mereka, kutukan diskriminasi dan kekejaman massal yang dilakukan oleh rezim Ustasha.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement