Rabu 22 Sep 2021 14:47 WIB

Penyerangan Dai, Aparat Diminta Jawab Pertanyaan Publik

Aparat diminta membuktikan penyerangan dai secara sistematis itu salah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Penyerangan Dai, Aparat Diminta Jawab Pertanyaan Publik. Ilustrasi ulama dianiaya
Foto: Republika
Penyerangan Dai, Aparat Diminta Jawab Pertanyaan Publik. Ilustrasi ulama dianiaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Manager Nasution mengatakan aparat penegak hukum diminta menjawab pertanyaan publik dengan mengungkap secara tuntas kasus penyerangan tokoh agama atau dai.

Maneger Nasution mengatakan sekarang aparat masih mampu menghadirkan keyakinan atau kepercayaan dari masyarakat. Namun, menurutnya kecurigaan publik terkait peristiwa penyerangan tokoh agama yang berulang juga bukan tidak beralasan.

Baca Juga

"(Kecurigaan publik) ada dugaan ini, ada praduga ini, bahwa ini konspirasi, bahwa ini (penyerangan tokoh agama) sistematis, bahwa ini by design dan seterusnya," kata Manager kepada Republika.co.id, Rabu (22/9).

Ia menegaskan, sudah menjadi tugas negara dalam hal ini pemerintah khususnya aparat keamanan untuk memastikan atau menjawab pertanyaan publik. Aparat bisa menjawabnya dengan kinerja dan membuktikan dugaan publik terhadap penyerangan tokoh agama dilakukan secara sistematis itu salah.

Ia mengatakan, kalaupun ada bukti penyerangan tokoh agama dilakukan secara sistematis misalnya. Maka aparat penegak hukum sebaiknya mengungkapnya secara tuntas kepada publik, siapa aktor intelektual di balik penyerangan itu.

"Kalau tidak (diusut secara tuntas), maka kemudian yang rugi bangsa ini, karena kemudian akan terjadi lagi pengulangan peristiwa yang sama karena kita tidak menuntaskan akar masalahnya," ujarnya.

Sebelumnya, terjadi penembakan terhadap Ustadz Arman di depan rumahnya selepas melaksanakan sholat Maghrib berjamaah pada Ahad (19/9). Ustadz Abu Syahid Chanigo juga mengalami penyerangan pada Senin (20/9) saat menyampaikan ceramah di depan jamaah pengajian. Tahun lalu terjadi peristiwa penusukan kepada Syekh Ali Jaber di Lampung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement