Kamis 23 Sep 2021 22:29 WIB

PBB Kucurkan Dana Selamatkan Sistem Kesehatan Afghanistan

Membiarkan sistem layanan kesehatan Afghanistan runtuh akan menjadi bencana

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Orang-orang membawa seorang gadis yang terluka ke rumah sakit setelah ledakan di pusat kota Kabul, Afghanistan, 8 Mei 2021. Membiarkan sistem layanan kesehatan Afghanistan runtuh akan menjadi bencana. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/HEDAYATULLAH AMID
Orang-orang membawa seorang gadis yang terluka ke rumah sakit setelah ledakan di pusat kota Kabul, Afghanistan, 8 Mei 2021. Membiarkan sistem layanan kesehatan Afghanistan runtuh akan menjadi bencana. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala bantuan PBB telah mengeluarkan dana darurat sebesar 45 juta dolar AS untuk Afghanistan. Dana darurat ini merupakan upaya untuk mencegah runtuhnya sistem perawatan kesehatan di Afghanistan.

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Martin Griffiths, mengatakan dia mengalokasikan dana darurat dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB untuk meningkatkan dukungan penyelamatan jiwa di Afghanistan. Dia menyebut pasokan obat-obatan, peralatan medis, dan bahan bakar hampir habis. Selain itu, tenaga kesehatan tidak menerima gaji.

Baca Juga

“Membiarkan sistem layanan kesehatan Afghanistan runtuh akan menjadi bencana. Orang-orang di seluruh negeri akan mengalami penolakan akses terhadap perawatan kesehatan primer seperti operasi caesar darurat dan perawatan trauma," ujar Griffiths dilansir Aljazirah, Kamis (23/9).

Dana tersebut akan disumbangkan ke sejumlah badan kesehatan dan badan anak-anak di bawah PBB, yang bekerja sama dengan LSM mitra. Bantuan tersebut bertujuan untuk mempertahankan operasional rumah sakit, pusat perawatan Covid-19, dan fasilitas kesehatan lainnya hingga akhir tahun.

“PBB bertekad untuk mendukung rakyat Afghanistan pada saat mereka membutuhkan,” kata Griffiths.

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan jatuh ke dalam krisis setelah Taliban berkuasa bulan lalu. Donor internasional, termasuk Bank Dunia dan Uni Eropa, telah membekukan dana ke Afghanistan dan mempersulit pengiriman bantuan sehingga membuat banyak fasilitas kesehatan kekurangan staf.

Pekan lalu, PBB mengumpulkan lebih dari 1,2 miliar dolar AS dalam bentuk komitmen darurat untuk Afghanistan. Jumlah tersebut melebihi ekspektasi yang direncanakan yaitu 606 juta dolar AS hingga akhir tahun.

Griffiths telah mendesak para donor untuk mengubah komitmen menjadi kontribusi tunai secepat mungkin. Dia mengatakan dana itu merupakan penyelamat bagi warga Afghanistan yang kekurangan makanan, perawatan kesehatan, dan perlindungan.

Badan-badan bantuan telah memperingatkan Afghanistan akan mengalami krisis kemanusiaan kecuali distribusi bantuan dilanjutkan.  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 90 persen klinik dijadwalkan segera ditutup karena situasi di Afghanistan semakin buruk.

Dana Moneter Internasional (IMF) telah menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi ekonomi Afghanistan. Juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan transfer remitansi skala kecil telah diberikan, tetapi keterlibatan pemberi pinjaman global dengan Afghanistan tetap ditangguhkan.

Filipe Ribeiro, perwakilan Afghanistan untuk Doctors Without Borders, mengatakan kepada Reuters sistem kesehatan Afghanistan runtuh karena kurangnya dukungan. Lembaga bantuan yang masih beroperasi mengalami peningkatan permintaan yang signifikan karena fasilitas lain tidak dapat berfungsi sepenuhnya.

Sementara penutupan bank-bank Afghanistan membuat hampir semua lembaga kemanusiaan tidak dapat mengakses dana, membuat vendor dan staf tidak dibayar. Selain itu, persediaan medis juga perlu diisi ulang lebih awal dari yang dijadwalkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement