Kamis 30 Sep 2021 18:46 WIB

DIY Tunggu Pusat untuk Buka Seluruh Destinasi Wisata

Sudah ada 300 lebih usaha pariwisata yang mendapatkan sertifikat CHSE.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Agus raharjo
Jip wisata bersiap membawa wisatawan di Tlogo Putri, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis (23/9). Sejak dua pekan terakhir jip wisata di Tlogo Putri mulai ramai kembali. Wisatawan yang berkunjung kembali ke Kaliurang saat PPKM Level 3 sebagian menyewa jasa jip wisata untuk berkeliling. Paket yang ditawarkan mulai Rp 250 ribu hingga Rp 700 ribu untuk satu mobil kapasitas empat orang.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Jip wisata bersiap membawa wisatawan di Tlogo Putri, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis (23/9). Sejak dua pekan terakhir jip wisata di Tlogo Putri mulai ramai kembali. Wisatawan yang berkunjung kembali ke Kaliurang saat PPKM Level 3 sebagian menyewa jasa jip wisata untuk berkeliling. Paket yang ditawarkan mulai Rp 250 ribu hingga Rp 700 ribu untuk satu mobil kapasitas empat orang.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menunggu arahan pemerintah pusat untuk membuka seluruh destinasi wisata. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo mengatakan, hingga saat ini sudah ada delapan destinasi yang diuji coba dibuka.

"Untuk membuka seluruh obyek wisata, tinggal menunggu aba-aba dari pemerintah pusat," kata Singgih saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Studio Alam Gamplong, Kamis (30/9)

Singgih menyebut, sebagian besar destinasi wisata di DIY sudah siap untuk melaksanakan uji coba pembukaan. Hal ini dibuktikan dengan 300 lebih usaha pariwisata yang sudah mendapatkan sertifikat CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Sebanyak 300 lebih usaha pariwisata ini tidak hanya destinasi wisata, namun juga perhotelan hingga resto. CHSE, katanya, merupakan syarat penting yang harus dimiliki terutama bagi destinasi wisata untuk dapat mengikuti uji coba pembukaan.

"Kita sudah mendapatkan sertifikasi CHSE, dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, pendataan wisatawan, untuk kebutuhan tracing dan tracking (jika seluruh destinasi dibuka)," ujar Singgih.

Sementara itu, masih ada beberapa destinasi wisata yang belum mendapatkan sertifikat CHSE. Destinasi wisata ini berbasis alam, berbasis masyarakat dan desa wisata.

Pihaknya pun mendorong agar destinasi yang belum mendapatkan sertifikat CHSE untuk segera melakukan verifikasi ke pemerintah. Hal ini, katanya, untuk memastikan kesiapan usaha pariwisata jika nantinya sudah diperbolehkan untuk dibuka.

Sehingga, aman dikunjungi oleh wisatawan. "CHSE adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, destinasi pariwisata dan produk pariwisata lainnya untuk memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement