REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Universitas Udayana, Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika, mengimbau masyarakat tidak euforia sehingga lengah menerapkan protokol kesehatan dan menunda vaksinasi sebelum capaian vaksinasi Covid-19 nasional di atas 70 persen.
"Sebelum vaksinasi di atas 70 persen, mohon jangan euforia dulu, jangan oh di luar negeri sudah nonton bola bebas, di sana sudah mencapai di atas 70 persen, sementara kita belum," kata Mahardika dalam gelar wicara virtual "Waspada Mutasi Virus dengan Protokol Kesehatan" di Jakarta, Kamis (30/9).
Ahli virologi itu mengatakan capaian vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah untuk dosis lengkap, yaitu di bawah 20 persen dari target vaksinasi 70 persen. "Malaysia sudah mencapai vaksinasi tinggi di atas 50 persen untuk vaksinasi dua kali, sementara kita (Indonesia) masih rendah, vaksinasi dua kali kita di bawah 20 persen kecuali Bali dan Jakarta barang kali yang sudah di atas 50 atau 60 persen," ujar Mahardika.
Dengan membangun kekebalan tubuh terhadap virus corona, Mahardika mengatakan vaksinasi Covid-19 berkontribusi untuk menekan jumlah orang dirawat di rumah sakit dan jumlah orang meninggal dunia akibat Covid-19. Namun vaksin Covid-19 tidak mencegah dengan maksimal transmisi di komunitas.
Menurut dia, vaksinasi di Tanah Air membutuhkan percepatan dan ketersediaan vaksinasi. Pasalnya saat ini vaksin yang tersedia juga masih terbatas jika ingin memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Mahardika mengatakan pada akhirnya badai pandemi Covid-19 akan berlalu. Untuk saat ini, dia mengajak semua pihak menekan dampak pandemi dengan protokol kesehatan yang ketat.
Keberhasilan capaian vaksinasi Covid-19 juga dipengaruhi oleh kesediaan warga untuk mengikuti program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah. Mahardika berharap masyarakat segera menjalani vaksinasi Covid-19 ketika vaksin tersedia.
Selain itu, dia berharap target vaksinasi di Indonesia bisa mencapai 100 persen atau seluruh penduduk Indonesia. "Target vaksinasi harusnya semakin banyak semakin bagus. Kita tidak boleh lagi diam di 70 persen karena kalau 70 persen divaksinasi, 30 persen mereka yang tidak divaksinasi akan berisiko terkena penyakit berat dan masuk ke rumah sakit dan kemungkinan meninggal dunia," ujar Mahardika.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
