"Namun, apa yang terjadi pada saya meninggalkan kesan positif bagi saya bahwa ada banyak orang di seluruh dunia yang percaya pada kemampuan orang tua dan aspirasi serta kesuksesan mereka tidak dapat disangkal," tambahnya.
Menurut Jihad, mengetahui ia tidak mendapatkan kesempatan kedua dalam hidup mendorongnya melanjutkan pendidikan ke universitas. Dia percaya diri pada kemampuan mentalnya dan tekadnya mencapai apapun yang dia inginkan, serta tidak pernah melihat ke masa lalu.
Belajar dari kisah hidupnya, Jihad pun memberikan nasihat bagi mereka yang berada dalam situasi serupa dengan yang dihadapi Jihad di masa mudanya. Dia mengingatkan kesedihan dan penyesalan di masa lalu tidak mengubah masa depan.
"Selama seseorang masih bisa bernafas, belum terlambat bagi mereka meraih mimpinya. Dan ingat, mimpimu tidak diserahkan kepadamu dalam sebuah takdir. Kamu harus berjuang dan melakukan yang terbaik untuk berhasil," ujarnya.
https://www.middleeasteye.net/news/palestine-jihad-battu-oldest-university-graduate-interview