Rabu 06 Oct 2021 16:06 WIB

Kiai Miftah, Ulama Tawadhu dari Tegal (I)

Pada zaman revolusi, Kiai Miftah terkenal dengan julukan komandan santri.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Pekerja melintas di depan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2020).
Foto:

Dan, salah seorang ulama yang turut memotori perjuangan tersebut adalah Kiai Miftah. Nama lengkapnya adalah Muhammad Miftah. Ia merupakan salah seorang mubaligh karismatik yang berasal Desa Kajen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Tokoh ini lahir pada 6 Juni 1920 dari pasangan KH Mahmud dan Nyai Naimah.

Ia merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara. Saudara-saudarinya adalah Nyai Mazinah, KH Mawardi, H Malawi, Nyai Mariah, Hajjah Solihah, Nyi Maemunah, dan Abdul Makin. Miftah dan kakak-kakaknya pun masih memiliki darah biru.

Jika dirunut, silsilah ayahnya akan sampai pada Sultan Agung, penguasa Kerajaan Mataram Islam yang memerintah pada 1613-1645.

Saat Miftah masih berusia tiga tahun, ayahnya meninggal dunia. Tiga tahun kemudian, ibunya juga menyusul dipanggil oleh Allah SWT. Ia pun mengalami kesedihan yang mendalam. Perjalanan hidupnya untuk menjadi ulama besar dilaluinya dengan cobaan dan ujian.

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, Miftah ikut bersama kakaknya, KH Mawardi di Pekalongan. Kakak beradik ini menghuni rumah di Jalan Kergon kenayagan Gang III No 15. Semangat sang anak yatim ini pun kembali bangkit untuk mewujudkan cita-cita ibunda tercinta.

Almarhumah sangat berkeinginan untuk melihat anakanaknya, termasuk Miftah, untuk menjadi generasi yang saleh serta bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement