Ahad 10 Oct 2021 07:45 WIB

Kelahiran Nabi Muhammad dan Kekhawatiran Kaum Yahudi

Kaum Yahudi khawatir dengan kelahiran Nabi Muhammad.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Kelahiran Nabi Muhammad dan Kekhawatiran Kaum Yahudi. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi).
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Kelahiran Nabi Muhammad dan Kekhawatiran Kaum Yahudi. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam Sirah Nabawiyah, Ibnu Ishaq berkata, Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam lahir pada Hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, di tahun Gajah.

Masih dari Ibnu Ishaq: Shalih bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Auf berkata kepadaku dari Yahya bin Abdullah bin Sa'ad bin Zurarah Al-Anshari yang berkata bahwa beberapa orang dari kaumku berkata kepadaku dari Hassan bin Tsabit yang berkata: "Demi Allah, aku saat itu seorang anak yang kuat, berusia tujuh atau delapan tahun." 

Baca Juga

Saat itu, aku mendengar seorang Yahudi berteriak dengan suara sangat keras di atas menara di Yatsrib: "Wahai orang-orang Yahudi!" Manakala orang-orang Yahudi telah berkumpul di sekitarnya, mereka berkata kepadanya: "Celakalah engkau, ada apa gerangan denganmu?" Ia berkata: Malam ini, telah terbit bintang Ahmad yang ia lahir dengannya.

Muhammad bin Ishaq berkata: Aku bertanya kepada Sa'id bin Abdurrahman bin Hassan bin Tsabit: "Berapa usia Hassan bin Tsabit ketika Rasulullah tiba di Madinah?" Ia menjawab: "Enam puluh tahun. Sedang usia Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam saat tiba di Madinah adalah lima puluh tiga tahun. Artinya Hassan mendengar apa yang ia dengar saat dia berusia tujuh tahun.

Masih dari Ibnu Ishaq, setelah melahirkan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, ibundanya mengutus seseorang menemui kakeknya, Abdul Muthalib, dengan sebuah pesan bahwa sesungguhnya telah lahir bayi untukmu. Oleh karena itu, datanglah dan lihatlah bayi itu! Abdul Muthalib segera melihat Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam. Aminah menuturkan kepada mertuanya Abdul Muthalib apa yang ia lihat saat ia mengandung Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam, apa yang dikatakan kepadanya tentang anaknya, dan perintah untuk menamakan anaknya tersebut dengan satu nama.

Ada yang mengatakan bahwa Abdul Muthalib mengambil Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam dari ibundanya lalu dia membawanya ke Ka'bah. Abdul Muthalib berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepadanya. Kemudian ia menyerahkan kembalikan Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam kepada ibunya, dan ia mencarikan ibu susuan untuk Rasulullah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement