Ahad 10 Oct 2021 14:27 WIB

Allah Menghibur Nabi Muhammad Ketika Hendak Hijrah

Nabi Muhammad sangat mencintai Makkah.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).
Foto: google.com
Perjalanan hijrah Nabi Muhammad bersama Abu Bakar dari Makkah ke Madinah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW sangat mencintai negeri Makkah, namun Rasulullah SAW harus hijrah ke Madinah karena orang-orang musyrik di Makkah. Hal ini membuat Rasulullah SAW gundah, kemudian Allah SWT menurunkan Ayat 13 dalam Surah Muhammad untuk menghibur Rasul-Nya.

وَكَاَيِّنْ مِّنْ قَرْيَةٍ هِيَ اَشَدُّ قُوَّةً مِّنْ قَرْيَتِكَ الَّتِيْٓ اَخْرَجَتْكَۚ اَهْلَكْنٰهُمْ فَلَا نَاصِرَ لَهُمْ

Baca Juga

Dan betapa banyak negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang pun yang menolong mereka. (QS Muhammad: 13).

Diriwayatkan oleh 'Abd bin Humaid, Abu Ya'la, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Mardawaih dari Ibnu 'Abbas, ketika Nabi Muhammad SAW akan meninggalkan Makkah, sebelum hijrah ke Madinah, beliau menoleh ke belakang melihat negeri Makkah.

 

Rasulullah SAW berkata, "Engkau (Makah) adalah negeri Allah yang paling aku cintai, dan kalau penduduknya tidak mengusirku, tentu aku tidak akan meninggalkan engkau."

Maka turunlah ayat ini (QS Muhammad: 13). Dalam ayat ini, Allah memberikan perbandingan sebagai penghibur hati Nabi Muhammad SAW yang telah digundahkan oleh sikap dan tindakan orang-orang musyrik Makah.

Makna ayat ini dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, Allah SWT menerangkan bahwa berapa banyak negeri yang penduduknya lebih kuat badannya, lebih banyak pengetahuannya, lebih mampu membangun negerinya, lebih banyak tentaranya, sehingga dapat menaklukkan negeri sekitar mereka dibandingkan dengan orang-orang musyrik Makah. Semuanya itu telah dihancurkan Allah dengan berbagai macam malapetaka yang menimpa mereka.

Dalam menghadapi malapetaka itu, mereka tidak mempunyai seorang penolongpun. Semua kekuatan, kekuasaan, dan tentara yang gagah perkasa tidak ada artinya sedikit pun dalam menghadapi malapetaka itu. Orang-orang musyrik Makah akan mengalami nasib yang demikian pula seandainya mereka tetap mengingkari seruan Nabi Muhammad.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad diimbau untuk bersabar dan tabah menghadapi sikap serta tindakan mereka dan Allah pasti menolong dan memenangkan hamba-hamba yang taat kepada-Nya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement