Ahad 10 Oct 2021 22:53 WIB

Puluhan Siswa di Tulungagung Keracunan Katering Sekolah

Gejala keracunan para siswa hampir sama yakni mual, muntah, diare, dan pusing.

Keracunan makanan  (ILUSTRASI).
Foto: Antara/Ampelsa
Keracunan makanan (ILUSTRASI).

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Puluhan siswa SMKN 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Ahad (10/10) masih mengalami keracunan makanan nasi kotak berisi lauk mi dan telur yang diberikan pihak sekolah sejak Jumat (8/10). Menurut penjelasan Kapolsek Rejotangan AKP Hery Poerwanto, keracunan massal diduga mulai dialami siswa sejak Jumat (8/10) sore-malam, berlanjut hingga Sabtu (9/10), dan Ahad (10/10).

"Hingga pagi tadi masih ada 13 siswa yang dirawat di Puskesmas Banjarrejo, Kecamatan Rejotangan. Sementara 12 siswa menjalani perawatan di rumah masing-masing," ujar Hery pada Ahas (10/10).

Gejala keracunan yang dialami para siswa semua hampir sama, yakni mual, muntah disertai diare, dan kepala pusing. Kondisi mereka sebagian memburuk pada Sabtu pagi saat kembali masuk sekolah sehingga harus dilarikan ke puskesmas terdekat guna mendapat perawatan.

"Semua mengalami gejala yang sama, mual, pusing, muntah, dan ada yang diare," kata Hery.

Dari pemeriksaan yang dilakukan, dugaan keracunan berasal dari makanan katering yang dimakan para siswa. Namun polisi melakukan pendalaman, lantaran makanan yang disantap para siswa berasal dari tiga katering berbeda.

"Kami masih melakukan penyelidikan untuk memastikan makanan  mana yang diduga menjadi pemicu. Sampel makanan dan sisa muntahan siswa sudah diambil untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium," kata dia.

Kepala Puskesmas Banjarejo, Tumini mengatakan, kondisi para siswa masih bergejala dan saat ini terus dalam pemantauan. Gejala yang mereka alami tidak semua seragam, bergantung kondisi dan ketahanan tubuh masing-masing.

Menurut Tumini, masa pemulihan akibat keracunan ini diperkirakan bisa memakan waktu hingga sepekan. "Proses pemulihan juga bergantung kondisi tubuh siswa. Bisa tiga hingga empat hari pulih, bisa juga sampai sepekan. Tapi secara umum kondisi mereka cukup baik meski sebagian masih lemah," kata Tumini.

Ada belasan siswa yang mulai berdatangan ke Puskesmas tersebut sejak Sabtu sore. Menurut Tumini, gejala yang dirasakan siswa relatif lambat, terpaut sehari setelah makanan itu masuk. Padahal biasanya gejala keracunan itu terlihat dalam hitungan jam. 

Ada 25 siswa yang mengalami gejala keracunan, 13 orang di antaraanya masih dirawat. "Dari diagnosis sementara, masih suspek keracunan," kata dia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement