Senin 11 Oct 2021 15:19 WIB

Ledakan di Aden Yaman Targetkan Pejabat, Enam Tewas

Serangan menargetkan Gubernur Provinsi Ahmed Hamed Lamlas

Bom mobil di Aden, Yaman. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Bom mobil di Aden, Yaman. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Sebuah bom mobil di Yaman yang menargetkan konvoi seorang gubernur setempat menyebabkan enam orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka. Demikian dilaporkan seorang pejabat senior pada Ahad (10/10).

Menteri Informasi, Kebudayaan dan Pariwisata Moammar al-Eryani menyuarakan kecaman keras atas kejahatan “teroris yang berbahaya" dan "pengecut" di kota pelabuhan Aden itu.

Baca Juga

Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/6-tewas-dalam-ledakan-di-yaman-yang-targetkan-pejabat/2388371.

Serangan menargetkan Gubernur provinsi Ahmed Hamed Lamlas dan Menteri Pertanian dan Perikanan Salem Al-Saqtri yang tengah melewati wilayah Hujaif. Baik Lamlas maupun Suqatri selamat dari upaya pembunuhan itu.

Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan pihak berwenang Yaman belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Mantan gubernur Aden, Jaafar Saad, tewas dalam serangan serupa pada tahun 2015. Aden, ibu kota sementara Yaman, mengalami serangan intensif yang menargetkan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Yaman dilanda kekerasan dan kekacauan sejak 2014, ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sanaa.

Krisis meningkat pada 2015 ketika koalisi yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara yang menghancurkan yang bertujuan untuk merebut wilayah dari Houthi.

Kondisi itu menjadikan Yaman sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia Hingga kini tercatat 233 ribu orang tewas, hampir 80 persen atau sekitar 30 juta warga membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan lebih dari 13 juta dalam bahaya kelaparan, menurut perkiraan PBB.

sumber : Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement