Senin 18 Oct 2021 06:50 WIB

Diminta Pemerintah China, Apple Hapus Aplikasi Alquran

Apple telah menghapus salah satu aplikasi Alquran paling populer di di China.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Apple
Foto: AP/Andy Wong
Apple

IHRAM.CO.ID, BEIJING – Perusahaan teknologi Apple telah menghapus salah satu aplikasi Alquran paling populer di di China. Pembuat Quran Majeed mengonfirmasi hal tersebut bahwa aplikasi yang berbasis di Pakistan telah dihapus.

Dia mengatakan pihaknya diminta untuk menghubungi Administrasi Ruang Siber China (CAC), regulator, dan sensor internet. Sebelumnya BBC melaporkan Quran Majeed telah dihapus menyusul adanya permintaan kepada Apple dari pemerintah China. Mereka mengklaim aplikasi tersebut berisi teks agama ilegal.

Quran Majeed dikembangkan dan dimiliki oleh Pakistan Data Management Services (PDMS). Aplikasi tersebut menjadi salah satu aplikasi Islami teratas dengan hampir 40 juta pengguna di seluruh dunia. Kepala Pertumbuhan Quran Majeed Hasan Shafiq Ahmed mengatakan PDMS mencoba untuk berhubungan dengan CAC dan otoritas China terkait sehingga Quran Majeed dapat dipulihkan di App Store China.

Dia menyebut ada hampir satu juta pengguna di China yang terdampak akibat penghapusan aplikasi. “Sesuai pemahaman kami, hukum China memerlukan dokumentasi tambahan untuk beberapa aplikasi yang tersedia di App Store. Aplikasi dengan konten buku dan majalah harus mendapatkan izin penerbitan internet dari Administrasi Pers dan Publikasi Nasional China (NPPA),” kata Ahmed.

Quran Majeed tersedia di toko aplikasi Apple di seluruh dunia. Aplikasi ini menawarkan versi digital dari Alquran dalam bahasa Arab disertai dengan terjemahan ke dalam berbagai bahasa, pencari masjid, berbagai qari Alquran, alarm waktu sholat dan kompas untuk menemukan kiblat.

BBC melaporkan Apple Censorship, pengawas yang memantau aktivitas toko aplikasi Apple pertama kali melihat penghapusan Quran Majeed dari App Store China. Namun, pemerintah China tidak menanggapi permintaan komentar dari BBC.

Dilansir Middle East Eye, Sabtu (16/10), China telah dituduh menganiaya penduduk Muslim Uighur, kelompok minoritas berpenduduk 12 juta jiwa yang tinggal di Xinjiang. Beberapa kelompok hak asasi menuduh China melakukan genosida terhadap warga Uighur dengan menahan mereka di kamp.

Meskipun CEO Apple Tim Cook mengkritik Eks Presiden AS Donald Trump karena menutup perbatasan AS untuk Muslim dari tujuh negara pada tahun 2017, perusahaannya diam atas penyalahgunaan minoritas Muslim oleh China dan sistem sensor serta pengawasan menyeluruh.

Apple sangat bergantung pada rantai pasokan China untuk memproduksi iPhone dan Mac. Apple harus mematuhi buku panduan Partai Komunis China (PKC). Akibatnya, Apple dilaporkan telah menghapus aplikasi yang dapat melewati garis merah China untuk menghindari kemarahan pemerintah.

Dalam beberapa bulan terakhir, beberapa aplikasi yang dirancang untuk Muslim dilaporkan telah disalahgunakan dan data penggunanya telah dilanggar oleh pemerintah. Pada November 2020, militer AS telah membeli data lokasi jutaan Muslim di seluruh dunia menggunakan Muslim Pro, aplikasi sholat, dan Muslim Mingle, aplikasi kencan.

Beberapa bulan kemudian dilaporkan Salaat First, aplikasi doa Muslim lainnya juga menjual data lokasi pengguna ke perusahaan teknologi yang memiliki tautan ke militer AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement