Kamis 21 Oct 2021 06:14 WIB

Muhammad Muda Dicarikan Pekerjaan oleh Pamannya

KIsah Muhammad me lamar kerja ke Khadijah

Rep: Ali Yusuf / Red: Muhammad Subarkah
Makkah dan Ka
Foto: Istimewa
Makkah dan Ka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sadar dengan kondisi yang tak kaya raya, Muhammad muda gemar bekerja demi dapat melangsungkan hidupnya. Dia mau dicarikan pekerjaan oleh pamannya Abu Talib kepada salah satu saudagar kaya raya di daerah Makkah, Khadijah binti Khuwailid namanya.

"Suatu waktu ia mendengar berita, bahwa Khadijah bint Khuwailid mengupah orang-orang Quraisy untuk menjalankan perdagangannya," tulis Husen Haekal dalam bukunya Sejarah Muhammad. 

 

Husen mengatakan, Khadijah adalah seorang wanita pedagang yang kaya dan dihormati, mengupah orang yang akanmemperdagangkan hartanya itu. Berasal dari Keluarga (Banu) Asad, ia bertambah kaya setelah dua kali ia kawin dengan keluarga Makhzum, sehingga dia menjadi seorang penduduk Makkah yang

terkaya. 

 

Ia menjalankan dagangannya itu dengan bantuan ayahnya Khuwailid dan beberapa orang kepercayaannya. Beberapa pemuka Quraisy pernah melamarnya, tetapi ditolaknya.  Ia yakin mereka itu melamar hanya karena

memandang hartanya. 

 

"Sungguhpun begitu usahanya itu terus dikembangkan," katanya.

 

Tatkala Abu Talib mengetahui, bahwa Khadijah sedang menyiapkan perdagangan yang akan dibawa dengan kafilah ke Syam, ia memanggil kemenakannya yang ketika itu sudah berumur dua puluh lima tahun.

 

“Anakku,” kata Abu Talib, “aku bukan orang berpunya. Keadaan makin menekan

kita juga. Aku mendengar, bahwa Khadijah mengupah orang dengan dua ekor

anak unta. Tapi aku tidak setuju kalau akan mendapat upah semacam itu juga.  Setujukah kau kalau hal ini kubicarakan dengan dia?”

 

“Terserah paman,” jawab Muhammad. Abu Talibpun pergi mengunjungi Khadijah:

 

“Khadijah, setujukah kau mengupah Muhammad?” tanya Abu Talib. “Aku

mendengar engkau mengupah orang dengan dua ekor anak unta Tapi buat Muhammad aku tidak setuju kurang dari empat ekor.”

 

“Kalau permintaanmu itu buat orang yang jauh dan tidak kusukai, akan kukabulkan, apalagi buat orang yang dekat dan kusukai.” Demikian jawab Khadijah.

 

Kembalilah sang paman kepada kemenakannya dengan menceritakan peristiwa

itu. “Ini adalah rejeki yang dilimpahkan Tuhan kepadamu,” katanya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement