Senin 25 Oct 2021 23:20 WIB

Optimisme di Gaza di Tengah Tanda-tanda Rekonstruksi

Warga Gaza Palestina kembali memicu optimisme

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Warga Gaza Palestina kembali memicu optimisme. Ilustrasi Gedung Gaza
Foto: AP/John Minchillo
Warga Gaza Palestina kembali memicu optimisme. Ilustrasi Gedung Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Optimisme itu dirasakan salah satunya oleh warga Gaza Ayman Dahman, setelah mengetahui bahwa gedung apartemennya yang hancur total selama serangan udara Israel Mei lalu, akan dibangun kembali.

Dahman telah merasa putus asa selama beberapa bulan terakhir. Namun, pernyataan Mesir dan Qatar terkait percepatan proses rekonstruksi telah mengembalikan optimisme itu.

Baca Juga

Dilansir di Arab News, Senin (25/10), Dahman dan keluarganya yang terdiri dari enam orang tinggal di sebuah bangunan perumahan berlantai lima yang dihuni oleh 10 keluarga, di utara Kota Gaza. Setelah bangunan itu hancur, dia pindah untuk tinggal bersama putranya di sebuah apartemen kecil dengan dua kamar.

Setelah perang berakhir, dia lantas pindah ke rumah kontrakan, yang dibayar oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Lembaga tersebut memberikan sebesar 1.500 dolar dalam tunjangan sewa dan 500 dolar untuk pembelian perabot rumah tangga dasar bagi setiap korban yang kehilangan rumahnya selama perang 11 hari itu.

Dahman mengatakan bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan di Gaza yang dijalankan Hamas menghubunginya beberapa hari yang lalu untuk mempersiapkan rencana rekayasa bangunan dalam persiapan untuk rekonstruksi.

Sebelumnya pada 19 Oktober 2021, Komite Mesir untuk Rekonstruksi Jalur Gaza mengumumkan peluncuran proyek pembangunan pertamanya di Gaza, yakni pembangunan Jalan Al-Rasheed di Beit Lahia, Gaza utara.

Pada saat yang sama, kepala Komite Rekonstruksi Qatar Mohammed Al-Emadi, yang saat ini berada di Gaza, mengumumkan bahwa dalam beberapa hari mendatang akan terjadi percepatan dalam proses rekonstruksi.

Hamas telah menerima janji-janji Mesir selama kunjungan kepemimpinannya ke Kairo awal bulan ini untuk mempercepat laju rekonstruksi dan untuk menyediakan fasilitas perdagangan dan ekonomi di perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir.

Setelah perang, Mesir menjanjikan hibah sebesar 500 juta dolar sebagai kontribusi untuk rekonstruksi dan mengirim delegasi teknik untuk membersihkan puing-puing sebagai persiapan.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Naji Sarhan mengatakan bahwa proyek hibah Mesir meliputi pembangunan tiga kota perumahan di Beit Lahia; Jabalia, utara Gaza; dan daerah Al-Zahra, selatan Kota Gaza.

Sesuai kesepakatan, ketiga kota ini akan mencakup 2.000 unit rumah, dengan prioritas bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah. Pembangunan jembatan dan jalan juga akan didukung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement