Selasa 26 Oct 2021 15:19 WIB

Jokowi Dorong ASEAN Perangi Diskriminasi-Politisasi Vaksin

Tingkat vaksinasi penuh di kawasan ASEAN masih 10 persen di bawah rata-rata dunia.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah warga mengantre untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 di Kota Kupang, NTT, Selasa (26/10). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin ASEAN agar melakukan sejumlah langkah percepatan dan penguatan di bidang kesehatan.
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Sejumlah warga mengantre untuk menerima suntikan vaksin COVID-19 di Kota Kupang, NTT, Selasa (26/10). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin ASEAN agar melakukan sejumlah langkah percepatan dan penguatan di bidang kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para pemimpin ASEAN melakukan sejumlah langkah percepatan dan penguatan di bidang kesehatan. Ia mengatakan, penurunan kasus Covid-19 di kawasan ASEAN saat ini harus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk bangkit bersama.

Pertama, Presiden menekankan pentingnya percepatan vaksinasi di kawasan. Saat ini, tingkat vaksinasi penuh di kawasan ASEAN masih 10 persen di bawah rata-rata dunia. Karena itu, ia mendorong ASEAN terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin.

"ASEAN harus terus melakukan pembelian vaksin untuk anggotanya, terus memerangi diskriminasi dan politisasi vaksin, dan menyuarakan pentingnya kesetaraan akses vaksin bagi semua," kata Jokowi saat menyampaikan pidatonya pada KTT ASEAN ke-38 yang digelar secara virtual, dikutip dari siaran resmi Istana, Selasa (26/10).

Kedua, Jokowi juga menekankan pentingnya penguatan arsitektur kesehatan kawasan guna mengantisipasi pandemi di masa mendatang. Ia pun menyarankan sejumlah hal, antara lain pentingnya harmonisasi kebijakan darurat kesehatan publik antarnegara ASEAN khususnya terkait deteksi, mitigasi, dan cross border policy.

Selain itu, Presiden menekankan pentingnya penguatan Covid-19 ASEAN Response Fund yang harus ditransformasikan menjadi pendanaan kesehatan kawasan yang kuat. ASEAN Emergency Health Fund ini untuk mendanai akses terhadap alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan, dan vaksin di masa darurat. Begitu juga dengan ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies yang dinilai perlu terus diperkuat.

"Di saat yang sama, kawasan ASEAN didorong menjadi hub pusat produksi alat kesehatan, diagnostik, obat-obatan dan vaksin kawasan. Ini untuk menjamin pasokan kebutuhan negara ASEAN saat terjadi darurat kesehatan publik," kata dia.

Jokowi menilai, keberhasilan penanganan di bidang kesehatan akan menjadi jalan bagi pertumbuhan ekonomi. ADB Outlook 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi ASEAN di tahun 2022 sebesar 5 persen.

"Kita harus membuktikan bahwa kita bisa mencapai lebih dari itu, dengan cara disiplin bekerja sama dan melakukan langkah bersama," ujarnya.

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan, Jokowi juga menekankan pentingnya reaktivasi perjalanan, termasuk pariwisata yang aman dari Covid-19. Karena itu, ia mendorong agar segera mengimplementasikan ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework (ATCAF).

Lebih lanjut, ia juga meminta agar adaptasi menuju ekonomi digital dipercepat di semua negara sebagai solusi keterbatasan pergerakan manusia. Sebagai kawasan dengan pertumbuhan internet tercepat di dunia, potensi ekonomi digital ASEAN ini sangat besar.

"Selama pandemi, ekonomi digital tumbuh mencapai 100 miliar dolar AS di tahun 2020. Hal ini menjadi batu lompatan kemajuan ekonomi di kawasan kita dan menjadi kontribusi ASEAN untuk pemulihan ekonomi global," ucap dia.

Dalam acara ini, Presiden turut didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement