Jumat 29 Oct 2021 16:27 WIB

UGM Dorong Penggunaan PLTS di Lingkungan Kampus

Indonesia ke depan tidak lagi mengandalkan sumber daya alam atau upah buruh murah.

Rep: My38/My39/ Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, mengembangkan energi bersih, baru, dan terbarukan di lingkungan kampus. Energi tersebut diyakini Indonesia akan memiliki kemandirian dan daya saing lebih kuat.

"Saat ini kita masih mempunyai PR besar dalam memenuhi kemandirian penggunaan energi terbarukan," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam dalam acara Pengembangan Kerja Sama Tridharma Perguruan Tinggi dan Ground Breaking PLTS di Halaman Fakultas Teknik UGM, Jumat (29/10).

Maka diperlukan adanya pendekatan bagi Perguruan Tinggi (PT) serta pelaku industri untuk melakukan inovasi dalam energi listrik.  Karena ekonomi Indonesia ke depan tidak lagi mengandalkan sumber daya alam atau upah buruh murah.

"Jika kita tetap mengandalkan kedua hal tersebut, maka bangsa ini tidak akan bisa menjadi negara maju dan berpenghasilan tinggi," ujar Nizam.

Lebih lanjut, Nizam mengatakan, untuk menjadi negara yang berpenghasilan tinggi yakni dengan melakukan inovasi. Hal tersebut bisa dilakukan melalui sinergi antara kampus dengan dunia industri untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Melalui Gerakan Kampus Energi Terbarukan menjadi langkah ke depan bagi Indonesia, untuk memenuhi target di tahun 2025 sebagai negara yang menggunakan energi terbarukan dengan capaian 23 persen.

"Seperti yang kita ketahui UGM adalah kampus kerakyatan dalam setiap nafasnya selalu seiring dengan semangat kerakyatan maka kita pilih UGM sebagai tempat peluncuran gerakan kampus mandiri energi terbarukan," ujarnya.

Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan, bahwa dengan begitu besarnya potensi pemanfaat energi terbarukan ini, maka dibutuhkan riset dan pengembangan yang berkelanjutan. Untuk itu kami menyampaikan komitmen menjadikan PLTS di kampus akan menjadi media pembelajaran, laboratorium riset, dan pengembangannya.

"Dengan semakin meningkatnya kepedulian kita, kepada lingkungan juga masyarakat dunia maka penggunaan energi fosil terus diturunkan sedikit demi sedikit. Oleh karena itu UGM berusaha memperbanyak penggunaan energi surya untuk subtitusi sebagian kecil energi listrik yang dibangkitkan menggunakan energi batu bara," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement